Pengendalian Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu indikator keberhasilan program MDG’s yang harus dicapai oleh Indonesia. Dua indikator utama Pengendalian TB adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat TB.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP-PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE. saat membuka acara Workshop Advokasi dan Grant Signing Global Fund Singgle Stream Funding (GF SSF) Fase 2. Acara ini dihadiri oleh penyandang dana The Global Fund (WHO), 33 Dinkes Provinsi, 6 Institusi Pemerintah, 2 organisasi profesi, 2 Institusi Pendidikan dan 13 NGO pada tanggal 10 Desember 2013 di Jakarta.
Program Pengendalian TB di Indonesia akan mencapai target indikator MDGs Hal ini dapat dilihat dari penurunan angka insidens, prevalensi dan angka mortalitas TB yang diukur berdasarkan jumlah kasus per 100.000 penduduk per tahun. Insidens TB sejak tahun 1990 turun dari 343/100.000 penduduk menjadi185/100.000 penduduk pada tahun 2012. Hal ini diikuti dengan semakin meningkatnya jumlah kasus yang ternotifikasi sehingga kesenjangan (gap) kasus yang belum terjangkau oleh program semakin kecil dan dengan demikian akan menurunkan probabilitas terjadinya penularan di masyarakat.
Indikator kedua MDGs adalah prevalensi TB, di Indonesia prevalensi menunjukkan penurunan yang cukup signifikan sejak tahun 1990. Angka prevalensi pada tahun 1990 sebesar 442 kasus menjadi 297 kasus pada tahun 2012. Adanya penurunan angka insidensi dan prevalensi ini, diikuti dengan penurunan angka mortalitas akibat TB. Kematian akibat TB sebesar 53 kasus pada tahun 1990 turun menjadi 27 kematian pada tahun 2012 (turun sebesar 49%).
Keberhasilan Program Pengendalian TB di Indonesia ditunjukkan dengan apresiasi dari beberapa tokoh penting di dunia diantaranya; Sekjen PBB Ban Ki Moon melalui surat langsung kepada Presiden RI tahun 2012, Penghargaan dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Global Health USAID tahun 2013 yang memberikan penghargaan Champion Award for Exceptional Work in the Fight Againts TB kepada Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI, dan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono menyampaikan pula secara resmi tentang keberhasilan program pengendalian TB pada pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI pada 16 Agustus 2013.
“Semua penghargaan adalah buah dari kerja keras seluruh komponen dalam upaya memberantas TB. Berbagai terobosan sudah dilakukan untuk pengendalian TB, namun masih banyak hal yang harus ditangani dan menjadi tantantangan Pengendalian TB dimasa mendatang”, jelas Prof Tjandra.
Terkait dana hibah The Global Fund, total dana yang sudah disetujui untuk diberikan kepada Kementerian Kesehatan dalam kurun waktu 1 Januari 2014- 30 Juni 2016 sebesar 56,5 juta US dollar, sebanyak 56% dikelola oleh PR (Principle Recipient) dan 44% akan dikelola Oleh SR (Sub Recipient).
Prof. Tjandra mengharapkan bantuan ini dapat menemukan dan mengobati penderita TB reguler terkonfirmasi secara bakteriologis dan klinis pada tahun 2014 sebanyak 364,985; tahun 2015 sebanyak 386,213 dan pertengahan tahun 2016 sebanyak 202,762.
Peningkatan cakupan TB MDR, pada tahun 2014 sebanyak 1800 penderita, sebanyak 2840 penderita pada tahun 2015, dan menjadi 1904 penderita pada pertengahan tahun 2016. Selain itu juga penguatan kapasitas laboratorium serta layanan MTPTRO.
Penggunaan dana hibah ini ditujukan untuk kepentingan program TB dan penggunaanya diawasi oleh pihak Global Fund, Local Fund Agency (LFA), auditor eksternal independen serta BPK.
Media masa merupakan salah satu sarana komunikasi yang memegang peranan penting dalam upaya penyebarluasan informasi TB untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap TB dan mendorong upaya peningkatan komitmen seluruh komponen masyarakat.
Melihat peluang tersebut maka Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan bersama dengan Program Nasional Pengendalian TB mengajak insan media untuk berpartisipasi memberikan kontribusinya dalam bentuk ide, gagasan, berupa tulisan/artikel yang informatif dan inspiratif bagi banyak pihak untuk terlibat aktif membantu pemerintah agar pengendalian TB berhasil dengan baik.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan “Kompetisi Jurnalistik tentang TB bagi pewarta berita di media Cetak dan Online”. Selaku wakil dari Kementrian Kesehatan RI kami sampaikan ucapan selamat untuk para pemenang dan ucapan terimakasih kepada para insan media, dewan juri dan seluruh mitra yang telah turut berperan serta dalam kegiatan Kompetisi Jurnalis ini.
Disamping itu Prof Tjandra mengingatkan bahwa walaupun saat ini program pengendalian mendapatkan dukungan dari The Global Fund, dukungan tersebut tidak akan tersedia selamanya, dan secara bertahap harus melakukan upaya-upaya untuk mengambil alih komponen pembiayaan strategis dengan mobilisasi sumber pendanaan lokal.
Upaya exit strategy dapat dilakukan dengan: peningkatan secara bertahap komponen pembiayaan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan pembagian kewenangan, mengupayakan mobilisasi sumber pendanaan asuransi maupun swasta serta dana sosial lainnya dan melakukan upaya untuk cost-efficiency dan effectiveness.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.