Erupsinya Gunung Kelud telah membuat sebagian wilayah di sekitar Jawa Timur dan DI Yogyakarta diselimuti oleh abu vulkanik. Hal ini tentu tak mengelakkan warga untuk mengungsi karena rumah mereka tertutup dengan abu.
Berdasarkan laporan dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Kemenkes RI pada Minggu (16/2) di Provinsi Jawa Timur tercatat ada 10.895 jiwa pengungsi di Kabupaten Kediri dengan 38 titik pengungsian, 25.150 jiwa di Kabupaten Malang dengan 17 titik pengungsian, 11.084 jiwa di Kota Batu Malang dengan 26 titik pengungsian, 8.193 di Kabupaten Blitar dengan 3 titik pengungsian, dan 767 jiwa di Kabupaten Jombang dengan 5 titik pengungsian. Sedangkan di Provinsi DI Yogyakarta tidak ada warga yang mengungsi.
Selain itu, terdapat 68 orang rawat jalan dan 9 orang harus dirawat inap di Kabupaten Kediri, 42 orang dirawat jalan di Kabupaten Blitar dan 5 orang rawat jalan, 7 orang rawat inap, dan 2 orang meninggal dunia di Provinsi DI Yogyakarta.
Kabupaten Malang merupakan daerah yang paling merasakan dampak dari erupsi Gunung Kelud. Tercatat ada 10 orang perlu dirawat jalan, 17 orang dirawat inap, 4 orang meninggal dunia, dan 15 orang dinyatakan hilang.
Melihat kondisi ini, telah dilakukan upaya untuk mengurangi dampak ini oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota dan Kementerian Kesehatan seperti pendistribusian masker untuk korban yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud.
Akibat erupsi ini juga menimbulkan dampak kesehatan, yaitu iritasi baik pada mata, kulit, ataupun gangguan saluran pernafasan karena selain debu vulkanik, gas yang dapat membahayakan kesehatan juga dikeluarkan pada saat letusan gunung berapi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalu nomor online <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.