Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 07/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Dukung Upaya Pengendalian Penyakit Tiroid Dunia Usaha Tandatangani MoU dengan Kemenkes

Rokom by Rokom
15 Agustus 2014
Reading Time: 2 mins read
A A
1
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH menyaksikan penandatangan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kesehatan dengan pimpinan PT. Merck Indonesia Tbk, di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (14/8). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dr. Supriantoro, Sp.P., MARS dengan Martin Feulner dan Evie Yulin, Presiden Direktur Merck Indonesia dan Direktur Merck Serono, Divisi Biofarma PT Merck Tbk. Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk melaksanakan upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran bagi masyarakat dan tenaga kesehatan profesional (heath care profesional) khususnya mengenai penyakit tiroid.

Penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) dilakukan dihadapan pejabat Kemenkes dan 135 Tenaga Kesehatan Teladan 2014 yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Penandatangan MoU ini merupakan komitmen Dunia Usaha untuk mendukung dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, khususnya pada peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Menkes menyambut baik upaya ini. Menkes berharap dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama ini Kemenkes dan Merck Indonesia akan semakin dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam pengendalian penyakit tiroid melalui upaya kesehatan promotif preventif berupa promosi kesehatan; deteksi dini penyakit tiroid; dan edukasi mengenai tiroid kepada tenaga kesehatan professional.

Mengenai kerjasama ini, Presiden Direktur Merck Indonesia, Martin Feulner menyatakan, “PT Merck Tbk, bagian dari Grup Perusahaan Merck di Indonesia, sebagai perusahaan yang bertanggungjawab, mendasari kegiatan kami pada kebutuhan para stakeholder kami. Kami bangga bahwa kami dapat mendukung Kementerian Kesehatan dalam edukasi masyarakat mengenai kesadaran terhadap gangguan tiroid.”

Sementara Direktur Merck Serono, Evie Yulin menyatakan bahwa Merck Serono, Divisi Biofarma dari PT Merck Tbk. menyadari bahwa kesadaran masarakat terhadap gangguan tiroid di Indonesia masih rendah. Karenanya, bersama Kementerian Kesehatan kami akan bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gangguan tiroid dan solusinya melalui cara yang inovatif sehingga memotivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini.

Penyakit tiroid berkaitan dengan iodium. Pada anak usia sekolah kekurangan iodium menyebabkan berkurangnya fungsi kognitif (kemampuan belajar). Sementara pada wanita usia subur menyebabkan infertilitas (kemandulan). Adapun pada wanita hamil menyebabkan perkembangan neurologik janin terhambat yang akhirnya menyebabkan retardasi mental dan kretinisme pada bayi. Pada ibu menyusui kebutuhan iodium melebihi keadaan normal, jika kekurangan menyebabkan kelainan metabolik tiroid seperti penyakit Grave’s.

WHO Global Database on Iodine Deficiency (2004) menyatakan proporsi anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami defisiensi iodium sebesar 285.4 juta dan pada populasi umum sebesar 1,988 milyar penduduk dunia. Di Asia, terdapat 187 juta (38,3 %) anak usia sekolah (6-12 tahun) dan 1,2 milyar populasi umum (35,6%) dengan defisiensi iodium. Regional Oceania terdapat 2,1 juta (59,4%) anak usia sekolah (6-12 tahun) dan 19,2 juta populasi umum (64,5%) mengalami defisiensi iodium.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menggambarkan proporsi nilai Ekskresi Iodium Urin (EIU) < 100 μg/L (risiko kekurangan) pada anak usia 6-12 tahun sebesar 14,9%; pada WUS sebesar 22,1%; pada ibu hamil sebesar 24,3% dan pada ibu menyusui sebesar 23,9%. Keadaan tersebut menjadi penanda akan timbulnyagangguan metabolisme tiroid yang dapat menyebabkan kondisi penyakit tiroid. Sementara, dalam Riskesdas 2013 juga tergambar prevalensi hipertiroid (diagnosis hipertiroid oleh dokter) sebesar 0,4%.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

RSCM Masuk Peringkat 36 The Most Reputable Academic Medical Center 2023

7 Februari 2023
blank

Kemenkes Kejar Target Semua RS Bisa Layani Pasien Kanker

7 Februari 2023
blank

Dukung Peningkatan Layanan Jantung Anak di Indonesia, IDAI-PERKI Tandatangani MoU

6 Februari 2023
blank

Deteksi Dini Stroke, RS PON Hadirkan Layanan Unggulan Brain Check Up

7 Februari 2023
blank

Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

6 Februari 2023
blank

Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini

7 Februari 2023
Next Post
blank

Penghargaan Kepada 135 Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional

blank

Lomba Sekolah Sehat Harus Dorong Pelaksanaan UKS

Comments 1

  1. blank Kuning tiadi says:
    8 tahun ago

    Berbagai kesepakatan telah di tanda tangani di tingkat hulu jajaran kesehatan, hanya saja selama ini antara hulu dan hilir tidak nyambung. Bagi alumni karyawan kesehatan sudah bisa menebak bahwa ujung-ujungnya Puskesmas lagi yang akan jadi kranjang muatan.
    Salah satu komponen didalam membangun ketahanan nasional di bidang kesehatan adalah Upaya Kesehatan Masyarakat yang bersifat promotif dan preventif yang selama ini mengandalkan Puskesmas sebagai ujung tombak. Akan tetapi dengan berbagai kesepakatan Puskesmas bukan semakin diperkuat dari sisi ketenagaannya akan tetapi semakin di copoti.
    Salah satu pakar kesehatan mengatakan bahwa kementerian sering mengalami demam prioritas kegiatan.
    Sebagai contoh misalnya beberapa tahun yang lalu terkena demam MDG’s dengan kegiatan akselerasi penurunan AKI dan AKB yang kemudian kemenkes mengeluarkan kebijakan tenaga strategis kesehatan. Kebijakan ini berdampak luas karena seluruh formasi tenaga kesehatan hanya diperuntukkan bagi tenaga startegis versi kebijakan itu. Akibatnya tenaga yang memiliki kompetensi lain yang seharusnya dibutuhkan Puskesmas terabaikan.
    Yang mengherankan lagi pengelola ketenagaan di kemenkes menganggap tenaga strategis itu adalah superman dan super woman artinya mereka seba bisa. Apakah mereka lupa atau pura-pura lupa karena demam tadi, karena kompetensi seorang tenaga kesehatan tidak terlepas dari bekal yang diperoleh dari pendidikan berdasarkan kurikulumnya.
    Bukan tidak sepakat dengan berbagai kesepakatan dalam meningkatkan upaya kesehatan masyarakat melalui kemitraan, akan tetapi pembuat kebijakan sudah waktunya untuk komit dan konsisten segera malakukan “penguatan Puskesmas”.
    Penguatan Puskesmas atau revitalisasi Puskesmas Bukan sebatas membuat gedungnya mewah dan megah dengan dibelikan peralatan yang canggih saja, akan tetapi juga dilengkapi dengan tenaga yang memiliki kompetensi sesuai dengan program pelayanan yang harus dikerjakan oleh Puskesmas. Disisi lain hampir 70 % Puskesmas sudah tidak memiliki dokumen “Panduan kerja Puskesmas” kalaupun ada hanya sebatas juknis atau juklak untuk program tertentu yang baru heboh.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.