Jakarta, 25 September 2014
Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk itu, setiap masyarakat diharapkan dapat menjadi duta hepatitis terutama bagi lingkungannya. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa dengan meningkatnya kepedulian masyarakat tentang pencegahan, cara penularan dan bahaya penyakit hepatitis, maka laju pertambahan kasus hepatitis dapat ditekan.
Demikian pernyataan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc. PhD, pada puncak peringatan Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day (WHD) ke-5 tahun 2014 di Provinsi Jambi, Sabtu (20/9). 1) Acara tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, dan Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar. “Hepatitis sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Salah satu cara pencegahan adalah dengan pemberian imunisasi”, ujar Wamenkes.
Sementara itu, terkait alasan dipilihnya provinsi Jambi sebagai lokasi digelarnya perhelatan puncak Hari Hepatitis Sedunia 2014, Wamenkes menyatakan bahwa Jambi memiliki komitmen tinggi dalam pengendalian Hepatitis. Salah satu buktinya adalah dengan mengalokasikan lebih dari 7 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menangani masalah kesehatan, termasuk penanggulangan Hepatitis. “Semoga komitmen provinsi Jambi yang tinggi terhadap kesehatan ini dapat diikuti oleh Kabupaten/Kota lainnya”, tandas Wamenkes.
Pengendalian Hepatitis di Indonesia
Penderita Hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan berjumlah 28,5 juta orang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) menyebutkan bahwa prevalensi Hepatitis B adalah sebesar 9,4% sedangkan Hepatitis C sebesar 2,1%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi untuk Hepatitis B. Itulah sebabnya, sejak dua dasa warsa yang lalu, Indonesia mulai melaksanakan Imunisasi Hepatitis B
Selain Imunisasi Hepatitis B, pengendalian Hepatitis di Indonesia juga dilakukan dengan melaksanakan kegiatan lain, seperti: promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS ) untuk mencegah penularan Hepatitis, penapisan darah donor oleh Palang Merah Indonesia (PMI) terhadap Hepatitis, serta deteksi dini Hepatitis B pada Ibu hamil dan kelompok risiko tinggi. “Pengendalian Hepatitis virus, pada hakekatnya dimulai dari penanganan hepatitis pada Ibu kepada bayi yang dikandung dan dilahirkannya. Penanganan Ibu yang mengidap Hepatitis B serta pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkan akan memutus mata rantai pertama penularan penyakit ini dan merupakan langkah kunci dalam menciptakan generasi baru yang bebas Hepatitis B”, terang Wamenkes.
Peringatan Hari Hepatitis Sedunia tahun 2014
Di Indonesia, Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day mulai diperingati setiap tanggal 28 Juli setiap tahunnya, sejak tahun 2010. Tanggal tersebut dipilih berdasarkan tanggal lahir Dr. Baruch S Blumberg, seorang ilmuwan yang menemukan virus Hepatitis B pada tahun 1965 dan mengembangkan vaksin Hepatitis B, serta mendapatkan hadiah Nobel untuk karyanya tersebut.
Tahun ini, puncak peringatan Hari Hepatitis Sedunia mengangkat tema “Ingat, Hepatitis di Sekitar Kita!”, dengan 3 pesan utama, yaitu: 1) Hepatitis Dapat Dicegah dan Diobati; 2) Lakukan Imunisasi dan Deteksi Dini Mencegah Kanker Hati, serta 3) Kenali Gejala Hepatitis dan Jauhi Perilaku Berisiko.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@kemkes.go.id.