Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K) melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah SD 2 dan 3 Pertiwi, Padang untuk melihat pelaksanaan imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) tambahan sebagai salah satu bentuk outbreak response immunization (ORI) menyusul adanya kejadian luar biasa (KLB) difteri di Kota Padang.
Awal tahun 2015, di kota Padang ditemukan 5 kasus suspek difteri. Untuk memutus rantai penularan, maka diberikan imunisasi tambahan pada populasi rentan. Walikota Padang Emzalmi menyebutkan populasi rentan di Kota Padang sebanyak 254.772 jiwa dari usia 2 bulan sampai 15 tahun, tersebar di 11 kecamatan di Kota Padang.
“Sejak ditetapkan KLB pada tanggal 29 Januari 2015, sebanyak 53.52% anak di Kota Padang sudah diimunisasi. Diharapkan, akhir Februari 2015 seluruh sasaran telah selesai diimunisasi putaran pertama. Untuk putaran ke dua dan ke tiga akan dilakukan pada bulan Maret dan September 2015,” terang Emzalmi.
Dihadapan anak-anak SD Pertiwi, Menkes menyempatkan diri berdialog dengan beberapa dokter kecil. Menkes menanyakan bagaimana tanda-tanda penyakit difteri. Dijelaskan oleh salah satu dokter kecil bahwa tanda difteri adalah batuk, demam, susah bernapas, ada tanda putih di tenggorokan. “Nah putih-putih itu yang bahaya, nanti nggak bisa napas,” jelas Menkes menegaskan jawaban para dokter kecil.
Dalam sambutannya, Menkes mengatakan bahwa penyakit difteri dapat menyebabkan kematian. Oleh karenanya Menkes mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk lebih waspada terhadap penyakit ini. Tak lupa, Menkes menitipkan pesan kepada rombongan dokter kecil dari SD Pertiwi yang juga menyambutnya.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.