Jakarta, 15 Desember 2015
Penelitian dan pengembangan kesehatan (litbangkes) jangan terhenti sebatas di dalam laporan, jurnal ilmiah atau kegiatan ilmiah saja, namun sangat perlu dimanfaatkan secara nyata pada kebijakan pembangunan kesehatan baik di daerah maupun di tingkat nasional.
Demikian disampaikan Menkes RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) saat membuka pertemuan Pemanfaatan Hasil Riset Kesehatan Nasional di kantor Kemenkes, Jakarta (12/17).
Pertemuan ini dilakukan untuk menjembatani komunikasi dan kolaborasi antara penghasil (Badan Litbangkes) dengan pengguna (dalam hal ini pemegang program dan pelaku pelayanan kesehatan) serta mendorong penyebarluasan hasil penelitian dan inovasi di masa mendatang.
“Hasil penelitian kesehatan harus dapat memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan program kesehatan yang sudah ada”, tegas Menkes.
Harmonisasi dan sinkronisasi antar program kesehatan, program pengembangan SDM dan program mitra litbangkes yang ada di unit-unit utama Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, merupakan langkah yang sangat penting untuk mengkristalkan maksud tersebut.
Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas)
Riset Kesehatan Nasional adalah kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan serta penapisan teknologi untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional yang diselenggarakan secara berkala setiap 3 – 5 tahun sekali. Penentuan riset didasarkan Kondisi dan situasi terbaru, Cara penanganan masalah kesehatan, Prioritas kebijakan pemerintah.
Tahun ini Badan Litbangkes tercatat 3 riset nasional dari yang telah siap dan dapat dimanfaatkan, yaitu: Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Riset Vektora), Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) dan Studi Diet Total (SDT).
Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Riset Vektora)
Pada Riset Vektora, dilaksanakan untuk mengidentifikasi spesies sekaligus sejumlah agen penyakit pada nyamuk, yang merupakan vektor penyakit utama di Indonesia, dan juga tikus serta kelelawar sebagai bagian dari reservoir penyakit. Riset ini sekaligus juga menyediakan informasi terkait kemungkinan munculnya pathogen penyakit baru maupun spesies nyamuk, tikus dan kelelawar yang belum pernah terlaporkan ada di Indonesia.
Dari Rikhus Vektora akan diperoleh spesimen koleksi referensi yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut. Semua hal tersebut sangat bermanfaat dalam pemuktahiran model pengendalian penyakit bersumber binatang di Indonesia dan sekaligus melindungi kekayaan biodiversitas fauna.
Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja)
Dalam Ristoja dilakukan eksplorasi para Pengobat Tradisional yang dimiliki oleh Indonesia, mulai dari karakteristik SDMnya, pengetahuan mereka terhadap pemanfaatan ramuan jamu dan tumbuhan obat di lingkungannya, serta mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan dalam ramuan mereka.
Seluruh data dan informasi akan sangat bermanfaat dalam hal penghargaan serta perlindungan kita terhadap kearifan lokal, kekayaan biodiversitas flora dan terutama demi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang sudah harus kita hadapi bersama.
Studi Diet Total (SDT)
Studi Diet Total diharapkan mampu memberikan potret kecukupan asupan zat gizi penduduk Indonesia, baik terkait kecukupan energi, karbohidrat, protein, dan gizi mikro, maupun tingkat keterpaparan penduduk terhadap zat kimia berbahaya yang berasal dari makanan (food chemical contaminants exposure).
Kegiatan SDT merupakan implementasi kajian risiko keamanan pangan yang strategis dalam rangka mewujudkan penguatan sistem pangan, kesehatan dan gizi. Hasil penelitian survei konsumsi makanan mampu memberikan gambaran tentang tingkat kecukupan gizi menurut daerah (provinsi), kelompok umur, jenis kelamin, dan lokasi tempat tinggal (urban/rural). Informasi ini sangat penting dalam rangka penanggulangan masalah gizi (gizi kurang, kurus, dan pendek) yang masih membelenggu bangsa Indonesia
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021)52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.