Di Indonesia, penyakit kanker menjadi masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan dan kematian akibat kanker cukup tinggi dan terus naik. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi kanker adalah 1.4 per 1000 orang. Penyakit kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim, sedangkan kanker pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Sementara itu, kasus tertinggi kanker pada anak yaitu leukemia dan kanker bola mata (retinoblastoma). Permasalahan kanker semakin besar karena sebagian besar kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut.
Demikian penggalan sambutan Menteri Kesehatan RI, yang dibacakan oleh Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Sri Henni Setiawati, MHA, pada pembukaan kegiatan “Aksi Deteksi Dini dengan Pemberdayaan Masyarakat Peduli Kanker” di Bogor, Rabu siang (24/2).
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2016 yang mengangkat tema “We Can, I Can” atau “Kita Bisa, Saya Bisa”. Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari. Hadir dalam acara tersebut Walikota Bogor, perwakilan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja, Jajaran Pemerintah Kota Bogor, Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Lembaga Kemasyarakatan Peduli Kanker, dan Organisasi Profesi Kesehatan.
Penyakit kanker mempunyai beban pembiayaan sangat besar dan menjadi permasalahan pemerintah dan masyarakat. Menurut data BPJS tahun 2014, pembiayaan kanker sebesar 2,05 triliun rupiah. Pada 2015 data sampai triwulan III menyebutkan pembiayaan mencapai 1,32 triliun rupiah.
“Ini merupakan pembiayaan terbanyak ke-3, setelah penyakit jantung dan gagal ginjal”, tambah Menkes.
Menkes menyatakan bahwa program pengendalian kanker saat ini diprioritaskan pada pencegahan dan deteksi dini kasus kanker tertinggi, yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara, serta penemuan dini kanker pada anak. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam aset (IVA) sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Pemeriksaan Payudara secara Klinis (SADANIS) dan Pemerikaan Payudara Sendiri (SADARI).
“Khusus untuk anak dengan kanker, kita harus terus mendukung mereka untuk menghadapi penyakitnya. Anak-anak berhak menikmati masa kecilnya, mereka dalam kondisi paling rentan dan mereka berhak hidup layak”, tutur Menkes.
Menkes berpesan agar pasien kanker segera mencari pengobatan yang tepat dan tidak melewatkan melewatkan fase emas pengobatan.
“Mari kita cegah dan kendalikan penyakit kanker agar tidak terus meningkat. Jika telah menderita kanker, segeralah datang ke fasilitas pelayanan kesehatan jangan menunggu keadaan stadium lanjut”, pesan Menkes.
Untuk itu, Menkes mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan dan lintas sektor untuk meningkatkan kampanye pencegahan, deteksi dini dan penemuan dini kanker. Selain itu, berikan dukungan kepada orang-orang dengan kanker dan keluarganya untuk terus bersemangat dalam berjuang melawan kanker, dukungan bagi para penyintas (survivor kanker) agar terus berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline