Hepatitis virus memiliki beban penyakit yang besar di dunia, lebih besar dibandingkan dengan penyakit menular utama lainnya, seperti HIV, TBC dan Malaria. Diharapkan, kondisi ini dapat berubah mengingat penanggulangan Hepatitis virus kini masuk ke dalam salah satu indikator Sustainable Development Goals (SDGs), yakni Goal 3, target 3,3 yang menyebutkan bahwa: “pada tahun 2030 berakhirnya berakhirnya epidemi AIDS, Tuberkulosis, Malaria dan penyakit tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, serta penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit menular lainnya.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, pada pembukaan Workshop on Developing The Regional Action Plan For Hepatitis di Jakarta, Selasa (26/4),
Pertemuan yang diprakarsai oleh WHO ini dihadiri oleh perwakilan WHO Geneva dan WHO SEARO, WHO Representative to Indonesia, Dr. Jihane Tawilah, serta para peserta yang berasal dari 11 negara di South East Asia Region (SEAR), yaitu: Bangladesh, Bhutan, the Democratic People’s Republic of Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand, Timor Leste, dan Indonesia
Fokus pertemuan ini adalah bagaimana dunia khususnya kawasan Asia Tenggara harus menghadapi penyebaran Hepatitis. Berbagai pengalaman berharga menghadapi masalah Hepatitis dari berbagai negara akan disampaikan dan didiskusikan oleh para ahli . Pertemuan yang strategis tersebut juga membahas Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian Hepatitis Tingkat Regional dan tingkat negara.
Indonesia merupakan pemrakarsa terbitnya dua resolusi World Health Assembly (WHA), yaitu Resolusi 63.18 (tahun 2010) dan Resolusi 67.6 (tahun 2014). Kedua resolusi tersebut menyerukan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat. Karena itu, setiap negara diharapkan mengembangkan dan menerapkan strategi nasional pengendalian Hepatitis secara multisektoral, terkoordinasi untuk mencegah, mendiagnosis dan mengobati hepatitis virus, sesuai dengan situasi epidemi suatu wilayah (lokal).
Setiap tanggal 28 Juli setiap tahun diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Mengingat besarnya beban masalah Hepatitis di Wilayah Asia Tenggara, guna mengatasi Hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat tentu membutuhkan tidak hanya kerangka nasional, namun juga kerangka regional sebagai dukungan dalam implementasi bagi negara-negara anggota di kawasan ini dalam memerangi Hepatitis.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.