Merokok merupakan salah satu penyebab utama kematian penyakit tidak menular yang bisa kita cegah dengan melindungi generasi muda dari paparan asap rokok secara dini. Oleh karena itu, penggunaan tembakau dalam segala bentuknya akan menghasilkan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan penanganan secara prioritas.
Lebih lanjut, penyakit yang terkait dengan rokok merupakan beban terbesar dari BPJS yaitu sebesar 30% dihabiskan untuk membiayai penyakit tidak menular (PTM) yang terkait dengan rokok. Selain itu, World Economic Forum tahun 2015 mengestimasi Indonesia berpotensi kehilangan sedikitnya US 4.47 Triliun akibat PTM.
Demikian pernyataan Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, Ir. Doddy Izwardy, MA ketika manjadi narasumber dalam acara talkshow Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dengan tema “Rokok Menghancurkan Tubuhmu” di Jakarta, Jumat (2/9). Hadir dalam acara ini sebagai narasumber, yaitu Wakil kepala Lembaga demografis Universitas Indonesia (UI), DR. Abdillah Ahsan M.Se.
Dalam iklan yang berdurasi 30 detik ini memperlihatkan gambar-gambar dampak negatif rokok terhadap kesehatan, yakni kerusakan pada organ-organ penting tubuh mulai dari mulut, tenggorokan, paru, hingga otak.
Doddy mengatakan, Kemenkes mengeluarkan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dalam hal ini berusaha mengurangi para perokok dan terus melakukan advokasi mengenai Pengendalian rokok di Indonesia.
“Jadi ILM yg kita sampaikan dari Kemenkes ini di adaptasi dari ILM yang berhasil di negara lain. Kita baru mulai iklan tanggal 1 September kemarin. Nanti kita monitor 1 bulan kedepan, untuk melihat efektif atau tidak”, ujar Doddy.
WHO menyebutkan Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal konsumsi merokok. Di Indonesia jumlah perokok mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari data Riskesdas 2013, Perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung terus meningkat dari 34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen pada tahun 2013 yang merata di seluruh provinsi. Selain itu berdasarkan data yang sama, 61% dari total kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular yakni, Kardiovaskular, Kanker, Diabetes, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 Indonesia menunjukkan, prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun sebesar 20,3% dan yang terpapar asap rokok di rumah sebesar 57,3%. Selanjutnya, 60,7% melihat iklan promosi rokok di toko dan 62,7% melihat perokok di TV, video atau film serta 7,9% pernah ditawari rokok oleh sales. Namun dilain pihak, 70,1% melihat pesan berhenti merokok/anti merokok di media dan 71,3% berfikir untuk berhenti merokok karena Peringatan Kesehatan Bergambar.
Doddy juga menambahkan, Kemenkes tidak akan berhenti dalam melakukan upaya promotif dan preventif guna menekan angka pengguna rokok di Indonesia tidak hanya melalui penayangan ILM.
“Kemenkes tidak akan pernah lelah dan letih dalam upaya promotif dan preventifnya. kita lakukan pendekatan di masyarakat agar berjalan efektif. Jadi dua sisi, tidak kita serahkan saja dengan iklan, tapi dengan gubernur, bupati, ke daerah-daerah”, tambah Dody.
Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Rokok Menghancurkan Tubuhmu” tidak hanya ditayangkan di media televisi tetapi juga diberbagai media sosial. Dengan diluncurkan ILM ini diharapkan pula agar seluruh komponen bangsa mendukung upaya pelindungan generasi muda dari bahaya konsumsi rokok melalui edukasi dan penyebarluasan informasi yang massif.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.