Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 27/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Menkes: Kalangan Farmasi Harus Peduli Masalah Resistensi

Rokom by Rokom
17 September 2016
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Farmasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan. Obat-obatan, vaksin, serta serum termasuk di dalamnya. Obat menjadi komoditas essential karena manfaatnya dalam pengobatan. Obat harus digunakan secara bijaksana dan dalam dosis yang tepat, mengingat obat merupakan zat kimiawi yang memiliki side effect terhadap terjadinya resistensi.

Resistensi menjadi salah satu pembahasan pada keynote speech Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) dalam pembukaan kegiatan The International Seminar on Pharmacology and Clinical Pharmacy 2016 di Bandung, Kamis pagi (2/9).

Dalam paparannya, Menkes menjelaskan beberapa hal terkait anti microbial resistance (AMR), tuberculosis multi drug resistance (TB-MDR), dan resistensi obat malaria (OAM).

“Ketika menjadi resisten, penyakit menjadi tidak dapat diobati, maka orang tersebut akan menghadapi kematian”, tutur Menkes.

 

Anti Microbial Resistance (AMR)

Persoalan resistensi antimikroba mulai menjadi isu kesehatan masyarakat yang semakin menyita perhatian para pemangku kepentingan kesehatan di seluruh dunia. Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit mengalami perubahan sehingga obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang ditimbulkan mikroorganisme ini menjadi tidak efektif karena mikroorganisme semakin sukar untuk disembuhkan. Dengan semakin cepatnya perkembangan dan penyebaran infeksi bakteri, diperkirakan pada tahun 2050, kematian akibat AMR lebih besar dibanding kematian yang diakibatkan kanker, yakni mencapai 10 juta jiwa.

Antibiotika adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum, antibiotika banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotika yang menjadi risiko terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya: peresepan antibiotik secara berlebihan oleh tenaga kesehatan; adanya anggapan yang salah di masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit; dan lalai dalam menghabiskan atau menyelesaikan  treatment antibiotik.

 

Tuberculosis Multi Drug Resistance (TB-MDR)

Tubercolosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan kuman Mycrobacterium Tuberculosis yang dapat menyebabkan kerusakan terutama pada paru, menimbulkan gangguan berupa batuk, sesak napas, bahkan dapat menyebar ke organ lainnya. Pengobatan memerlukan waktu pengobatan selama 6 bulan dan harus tuntas. Bila pengobatannya tidak sampai tuntas akan menyebabkan TB menjadi Multi-Drugs Resistance (MDR). Pasien MDR-TB harus menjalani pengobatan yang lebih intensif selama 2 tahun.

Situasi kasus TB-MDR di Indonesia, sejak tahun 2009 s.d April 2016 sebanyak 37.61 suspek telah diperiksa dan terkonfirmasi sebanyak 6.603 kasus, yang mana 4.971 diantaranya sedang menjalani pengobatan.

 

Resistensi Obat Anti Malaria (OAM)

Tahun 2004, Kemenkes RI mengubah kebijakan obat anti malaria (OAM) dalam program nasional dari Klorokuin dan Sulfadoksin Pirimetamine (SP) menjadi Artemisinin Based-Combination Therapy (ACT), yakni yang digunakan saat ini adalah Diidroartemisinin-Piperakuin (DHP). Hal ini dilatarbelakangi oleh kejadian resistensi obat anti-malaria yaitu Klorokuin dan mengkhawatirkan di negara-negara endemis malaria termasuk Indonesia sekitar tahun 1990. Tahun 2005, WHO merekomendasikan agar seluruh negara menggunakan ACT untuk pengobatan malaria.

Namun, resistensi artemisinin untuk pertama kalinya  dilaporkan di Kamboja bagian barat dan meluas ke beberapa negara di Asia Tenggara. Per Juli 2016, telah terjadi resistensi artemisinin di 5 negara di kawasan Greater Mekong (Cambodia, Lao PDR, Myanmar, Thailand dan Vietnam). Penyebab resistensi yang terjadi tersebut diantaranya karena penggunaan obat yang tidak rasional seperti tanpa konfirmasi laboratorium atau tanpa resep dokter; penggunaan monoterapi artemisinin tanpa kombinasi obat lain); serta adanya obat sub standard (palsu).

 

Bijak Gunakan Obat

Sampai saat ini di tengah masyarakat seringkali dijumpai berbagai masalah dalam penggunaan obat, diantaranya kurangnya pemahaman tentang penggunaan obat tepat dan rasional, penggunaan obat bebas secara berlebihan, serta kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat dengan benar.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7% di antaranya menyimpan obat keras dan 27,8% diantaranya 86,1% antibiotik tersebut diperoleh tanpa resep. Hal ini memicu terjadinya masalah kesehatan baru, khususnya resistensi.

“Bila kita pulang ke rumah masing-masing, coba lihat apakah di rumah kita ada sisa-sisa obat atau antibiotik yang tidak dihabiskan. Kita harus pikirkan pemakaian obat yang ketat dan beri edukasi ke masyarakat bagaimana menggunakan obat secara cermat”, tandas Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kodelokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
Next Post
blank

Batam Jadi Titik Utama Cegah Zika Masuk Indonesia

blank

Cegah Zika: Health Alert Card Lebih Diutamakan Dibanding Thermal Scanner

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.