Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr. Mohamad Subuh mengatakan peningkatan akses pelayanan kanker leher rahim dan kanker payudara diperlukan mengingat penyakit tersebut masih menjadi beban di Indonesia. Peningkatan akses pelayana dilakukan dengan Program Pengendalian, Deteksi Dini, dan bekerjasama dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN).
“Peningkatan akses pelayanan merupakan target kita (Kemenkes) selama tiga tahun mulai dari Tahun 2016 sampai 2018. Permasalahan kanker harus menjadi tanggung jawab individu dan tanggungjawab bersama,” Katanya dalam memperingati hari Kanker Sedunia 2017, di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (1/2).
Jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker di seluruh dunia berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada 2015 menunjukan angka peningkatan yang signifikan. Sejak 2008 sampai diperkirakan Tahun 2030 mencapai angka 17 juta jiwa kematian dan 26 juta jiwa kategori kesakitan. Data tersebut menjadi peringatan bagi seluruh negara terutama Indonesia.
“Melihat data tersebut, itu menjadi warning dan kita harus melakukan upaya preventif berupa pengendalian dan deteksi dini,” kata dr. Mohamad Subuh.
Program pengendalian kanker dilakukan dengan upaya promotif dan preventif berupa peningkatan pengetahuan bagi masyarakat tentang pencegahan dan faktor resiko kanker. dr. Subuh mengatakan program tersebut dilakukan baik melalui media maupun kelompok-keompok masyarakat, seperti di pengajian, gereja, dan pihak kementerian ikut terlibat langsung di dalamnya.
Selain itu, kata dia, program ini didelegasikan ke dinas-dinas kesehatan di kabupaten atau kota dan provinsi.
“Kita sebagai supervisor, mulai dari menyiapkan bahan, melakukan Training of Trainer, dan ini akan terus berjalan. Program tersebut tidak hanya dilakukan secara formal, tetapi juga dilakukan di berbagai kesempatan, seperti melalui petuga-petugas di Puskesmas dan rumah sakit di daerah kota atau kabupaten,” katanya.
Upaya pengendalian kanker dilakukan dengan deteksi dini. Untuk mencegah kanker leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sementara untuk penemuan awal kanker payudara dilakukan dengan metode deteksi pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) dan periksa payudara sendiri (Sadari). Program deteksi dini ini telah dicanangkan menjadi program nasional sejak 21 April 2008 dengan target perempuan berisiko, yakni usia 30-50 tahun.
“Kita selalu mengingatkan masyarakat dengan apa yang bisa dilakukan karena kanker tidak melihat usia. Baik usia muda atau tua rawan kemungkinan terserang kanker,” jelas dr. Subuh.
Untuk melindungi masyarakat, pemerintah membentuk Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) berdasarkan SK Menkes pada 2014. Komite ini dibentuk atas dasar kekhawatiran akan beredarnya obat kanker di masyarakat yang diragukan di dunia kedokteran.
KPKN menjadikan kanker sebagai salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia. Sampai saat ini, KPKN telah menghimpun data penderita kanker sebanyak 900 penderita pada 2013 sementara tahun ini mencapai 1.500 penderita.
Mohamad Subuh mengatakan pada kesempatan ini sehubungan dengan hari Kanker Sedunia 2017 masyarakat diajak untuk sama-sama bertanggungjawab dalam memerangi kanker, mulai dari memperbaiki pola hidup, dan cek kesehatan. “Dengan semangat hari Kanker Sedunia, mengingatkan bahwa kanker itu ada dan harus melakukan upaya pencegahan dari setiap individu,” katanya.
Hari Kanker Sedunia
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari. Sejak Tahun 2000, Konferensi Kesehatan di Paris, Prancis menetapkan tanggal tersebut sebagai hari dimana WHO dan Badan Penelitian Kanker Internasional (International Agency for Research on Cancer) mendukung Perkumpulan Pengendalian Kanker Internasional (Union for International Cancer Control) untuk berbuat lebih banyak dalam mempromosikan kesadaran kesehatan berupa cara menghindari kanker dan mengurangi secara global tragedi yang ditimbulkan kanker.
Tujuan utama Hari Kanker Dunia adalah menyelamatkan jutaan jiwa dari kematian yang dapat dicegah, dengan cara mendorong pemerintah dan individu untuk mengambil langkah, meningkatkan kepedulian pada kanker, dan meningkatkan langkah pencegahan, deteksi dini, maupun pengobatannya.
“Kita Bisa. Aku Bisa” menjadi tema hari Kanker Sedunia Tiga tahun ini (2016-2018). Tema tersebut bermakna menyebarkan pesan bahwa setiap orang baik secara bersama atau individual bisa mengambil peran dalam mengurangi beban dan permasalahan kanker.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.