Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Rabu, 25/05/2022
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Cegah Kelainan Bawaan Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat GERMAS

Rokom by Rokom
11 April 2017
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 21 Maret 2017

Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kelainan Bawaan Sedunia. Pada peringatan ketiga di tahun 2017 ini, Kementerian Kesehatan mengadakan seminar bertajuk “Cegah Kelainan Bawaan Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” berupa panel presentasi dan satu sesi talkshow wawancara dengan keluarga yang anaknya mengalami kelainan bawaan.

Kelainan bawaan merupakan masalah global. Di dunia, diperkirakan 6% dari total kelahiran (7,9 juta anak) lahir dengan kelainan bawaan dan sekurangnya 3,3 juta anak diantaranya meninggal dibawah usia 5 tahun. Sedangkan 3,2 juta bayi yang selamat memiliki kelainan sepanjang usianya.

Di Indonesia, kelainan bawaan merupakan salah satu penyebab kematian bayi baru lahir dan Balita. Mengutip data laporan riset dasar kesehatan (Riskesdas, 2007) yang menyatakan bahwa kelainan bawaan berkontribusi sebesar 1,4% terhadap kematian bayi 0-6 hari dan sebesar 18,1 % terhadap kematian bayi 7-28 hari. Kelainan bawaan berkontribusi sebesar 5,7% bagi kematian bayi dan 4,9% bagi kematian Balita.

Kementerian Kesehatan bersama dengan profesi (IDAI, POGI, PORMIKI) dan akademisi (FKM UI) memulai surveilans kelainan bawaan berbasis rumah sakit di 13 Rumah Sakit pada September 2014. Hingga tahun 2017 terdapat 28 rumah sakit yang sudah dilatih dan melaksanakan surveilans kelainan bawaan tersebut. Surveilans berfokus pada 16 jenis kelainan bawaan yang dilakukan surveilans berdasarkan kelainan bawaan yang preventable, detectable (kelainan makro yang mudah dikenali tanpa memerlukan alat atau pemeriksaan khusus) dan correctable, serta dampaknya besar terhadap kesehatan masyarakat. 

Hasil laporan data kelainan bawaan berdasarkan surveilans kelainan bawaan hingga Desember 2016, tercatat 494 kasus dengan rincian jenis kelainan yaitu talipes 102 kasus (20,6%), celah bibir dan atau langit-langit serta neural tube defects masing – masing 99 kasus (20%), omphalocele 58 kasus (11,7%), atresia ani 50 kasus (10,1%) dan gastroschisis 27 kasus (5,5%). Sementara itu, berdasarkan data rutin Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, jumlah kematian bayi baru lahir akibat kelainan bawaan adalah 2.292 kasus atau 10,8% dari seluruh kematian bayi baru lahir.

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa kelainan bawaan pada bayi baru lahir dapat dikatakan sebagai faktor risiko yang dapat diturunkan secara genetik. Karena itu, salah satu pencegahan yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.

“Boleh kita berfikir kelainan bawaan ini dapat diturunkan (genetik), untuk mencegahnya adalah pemeriksaan sebelum melakukan perkawinan, melakukan deteksi dini jauh sebelumnya”, tutur Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), pada pembukaan kegiatan Seminar Hari Kelainan bawaan Sedunia yang mengangkat tema “Cegah Kelainan Bawaan Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat GERMAS” di Auditorium Siwabessy Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).

Dalam sambutannya, Menkes menyebutkan bahwa kelainan bawaan antara lain disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti kekurangan asam folat, merokok dan mengkonsumsi alkohol, kurang aktifitas fisik, mengkonsumsi obat-obatan teratogenik. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh pencemaran lingkungan seperti merkuri, timbal, arsen dan zat organophosphate pada pestisida.

“Selain pemeriksaan dini, gizi saat kehamilan juga harus dipenuhi dan pola makan harus dijaga, jangan banyak mengkonsumsi makanan berpengawet dan mengandung bahan tambahan kimia. Waspadai pula pencemaran lingkungan yang sudah semakin meluas pada saat ini, salah satu bahan berbahaya dan beracun adalah merkuri”, kata Menkes.

Tantangan akibat kelainan bawaan tidak hanya terkait dengan kematian pada bayi baru lahir, namun dampak psikologis yang timbul akibat adanya anggota keluarga yang menderita kelainan kongenital yang mempengaruhi kualitas hidup penderita dan juga seluruh anggota masyarakat.

“Stigma dan diskriminasi yang sering dialami penyandang kelainan bawaan masih merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian kita semua”, tutur Menkes

Kesadaran masyarakat dan keluarga merupakan hal penting untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan pada generasi penerus kita. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan upaya untuk meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktifitas masyarakat sehingga dapat berdampak pada menurunnya beban biaya pada masyarakat. Melalui kegiatan seminar kelainan bawaan hari ini, diharapkan semua bersama-sama dapat mendukung GERMAS khususnya untuk mencegah kelainan bawaan pada bayi baru lahir serta memberikan perhatian kepada penderita kelainan bawaan tanpa adanya stigma ataupun diskriminasi agar dapat terpenuhinya hak-hak mereka sebagaimana masyarakat lainnya.

“Semua Kementerian, lintas sektor dan seluruh komponen masyarakat perlu mendukung GERMAS”, imbuh Menkes.

Kegiatan utama GERMAS untuk mendukung pencegahan terjadinya bayi baru lahir dengan kelainan bawaan antara lain yaitu peningkatan aktifitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi buah dan sayur, pencegahan dan deteksi dini penyakit melalui melakukan pemeriksaan kesehatan berkala serta peningkatan kualitas lingkungan termasuk pencegahan pencemaran lingkungan dan edukasi hidup sehat.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Oscar Primadi, MPH

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Menkes Sampaikan Kesepakatan ASEAN pada World Health Assembly (WHA) ke-75 di Swiss

24 Mei 2022
blank

Kemenkes Tetap Waspada Walau Belum ada Laporan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

24 Mei 2022
blank

6 Dugaan Penyebab Hepatitis Akut

24 Mei 2022
blank

Kemenkes Terima Hibah 4 Alat Skrining Cegah Stunting

22 Mei 2022
blank

Menkes Budi Bahas Pencegahan Penyakit pada World Heart Summit 2022

21 Mei 2022
blank

Eks Jubir COVID-19 dr. Achmad Yurianto Wafat

22 Mei 2022
Next Post
blank

HARI AIR SEDUNIA

blank

Sinergi Humas: Beritakan Kesehatan, Beritakan Kebenaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.