Bandung, 12 April 2017
Jawa Barat telah masuk dalam kategori capaian baik tingkat nasional terkait status gizi. Indikatornya dilihat dari standar batasan masalah gizi masyarakat di bawah angka nasional.
Standar batasan masalah gizi masyarakat pada tingkat provinsi dengan kategori Balita Gizi Kurang mencapai 14,5% di bawah angka nasional 17,8%. Kategori Badan Pendek mencapai 25,1% di bawah angka nasional 27,5%, dan kategori Balita kurus mencapai 7,5% di bawah angka nasional 11,1%.
Selain itu, dari 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, hanya ada 5 Kabupaten/kota dengan prevalensi gizi kurang, yakni <10%, sedangkan kategori Balita pendek ada 4 Kab/kota dengan prevalensi <20%, dan kategori Balita kurus, tercatat 6 Kabupaten/kota dengan prevalensi <5%.
Sedangkan pada tingkat Kabupaten/Kota di Bandung memiliki prevalensi 16,5% untuk kategori Balita gizi kurang. Balita pendek 29%, dan Balita kurus 5,5%. Sayangnya, angka status gizi tersebut masih di atas standar batasan yang ditetapkan WHO, yakni <10% untuk kategori Balita gizi kurang, <20% kategori Balita pendek, dan <5% untuk Balita kurus.
Namun begitu, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar memberikan asupan gizi pada anak sedari dalam kandungan.
“Indonesia merupakan negara yang besar dan kuat, untuk itu diperlukan dukungan dengan pemenuhan gizi dimulai dari dalam kandungan agar dapat bersaing dengan negara lain,” terang Presiden Jokowi dalam sambutannya pada kunjungan kerja di Lapangan Pendawa, Bandung, Rabu (12/4).
Dalam kunjungannya, Presiden didampingi Menkes dan Mensos membagikan biskuit PMT kepada 100 orang Ibu hamil, 100 Balita, dan 100 Anak Sekolah Dasar. Selain PMT, Presiden juga membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada 157 orang, Kartu Indonesia Pintar (KIP) untul 250 orang, dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 289 orang dengan mendapatkan 1.890.000 per tahun.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menunjang kebutuhan gizi dan akses pelayanan kesehatan bangsa Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain.
Menkes berharap kebutuhan gizi masyarakat bisa terpenuhi secara merata.
“Sumber daya manusia harus ditingkatkan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup, semua dapat dimulai dari ibu hamil yang harus menjaga kebutuhan gizi anaknya” ujar Menkes Nila Moeloek.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013