Menteri Kesehatan RI, Prof dr. Nila F. Moeloek menyatakan bahwa banyak perempuan Indonesia yang terkena penyakit kanker. Dimana kanker payudara dan kanker serviks berada diurutan pertama dan kedua.
Untuk itu Menkes berharap agar seluruh perempuan Indonesia melakukan IVA test guna mendeteksi dan mencegah kanker serviks sejak dini.
“Pesan saya, tolong tularkan IVA test ini, beri penjelasan kepada tetangga, teman, semuanya agar mereka mau memeriksa dirinya,” kata Menteri Kesehatan dalam sambutannya pada acara Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara Tes IVA dan SADANIS, di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017).
Acara ini digagas oleh Dharma Wanita Persatuan dalam rangka mendukung pemerintah dalam upaya pengendalian kanker serviks dan kanker payudara. Pada kesempatan tersebut dilaksanakan deteksi dini dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan deteksi kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) kepada 500 peserta yang terdiri dari Ibu Dharma Wanita, Karyawan Kementerian Kesehatan serta masyarakat umum di sekitar kantor Kemenkes.
Dijelaskan oleh Menkes, dengan melakukan IVA Test maka bisa diketahui apakah seseorang positif pra kanker (sebelum kanker) atau tidak. Apabila dari IVA Test diketahui hasilnya positif dimana biasanya ada tanda seperti bercak putih bukan berarti orang tersebut mengidap kanker leher rahim.
“Dengan ada bercak putih bukan berarti positif kanker, kita mulai mencurigai pra kanker artinya sebelum kanker. Ini sangat baik, sebelum terjadi kanker kita sudah tahu bahwa kita mengidap pra kanker dan bisa diobati langsung,” terang Menkes.
Menkes mengatakan dengan mengetahui hasil IVA Test maka kanker serviks dapat dicegah. Untuk itu Menkes mengajak masyarakat untuk ramai-ramai melakukan IVA Test karena dari sisi biaya juga tidak mahal.
“Sudah masuk Puskesmas, gratis kalau kita punya Kartu Indonesia Sehat. Kalau bayar murah kok sekitar 25 ribuan,” jelas Menkes.
Sementara terkait kanker payudara, menurut Menkes setiap perempuan bisa mendeteksi sendiri dengan memeriksa apakah ada benjolan dibagian payudara. Jika saat memeriksa sendiri mendapati adanya benjolan pada payudara agar segera diperiksa lebih lanjut ke rumah sakit.
“Ini salah satu jalan sebagai pencegahan, bilamana ada benjolan untuk segera dibawa ke rumah sakit, jangan ditunda,” imbau Menkes.
Deteksi dini kanker servix dan kanker payudara di kantor Kemenkes ini dihadiri Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Musfida Jusuf Kalla. Hal ini dilakukan Ibu Negara guna memberikan dorongan kepada seluruh perempuan Indonesia agar mau melakukan IVA Test untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Pada kesempatan tersebut Ibu Negara dan Ibu Wakil Presiden ditemani Ibu Menteri Kesehatan berdialog dengan undangan tentang Kanker serta melihat pelaksanaan kegiatan IVA Test.
IVA Test dan Sadanis
IVA test adalah deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) yang dilakukan oleh dokter ahli. Metode ini dilakukan dengan mengoleskan asam asetat ke leher rahim. Setelah itu dokter dapat menyimpulkan hasilnya apakah normal atau tidak guna memperoleh penanganan lebih lanjut.
Sadanis adalah Pemeriksaan Payudara Klinis oleh petugas kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan dengan Metode Mammografi. Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan sinar rontgen untuk menemukan kelainan pada payudara. Mammografi efektif digunakan pada wanita usia di atas 35 tahun dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammografi setahun sekali. Untuk usia di bawah 35 tahun dapat melakukan USG Payudara.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email [email protected]
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi