Ikan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang mudah diterima pada semua golongan masyarakat, dan ketersediaan melimpah. Sebagai salah satu sumber protein hewani, ikan mengandung asam lemak tak jenuh (Omega, yodium, selenium, flourida, zat besi, magnesium, zink, taurin, serta coenzyme Q10). Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam.
Demikian pernyataan Menkes Nila F. Moeloek saat membuka Festival Kuliner Ikan Nusantara, di Kota Tua, Jakarta (13/5). Pada kesempatan tersebut Menkes mengajak semua pihak untuk ikut mengkampanyekan dan mengkonsumsi ikan sebagai salah satu hidangan keluarga sehari-hari serta makan sayur dan buah setiap hari, dengan memilih beragam ikan, sayuran dan buah Nusantara atau sayur dan buah yang ada tersedia di daerah lokal setempat.
“Sumber protein hewani tidak hanya pada daging sapi, ayam, telur dan susu. Ada ikan. Jenis-jenis ikan yang sangat banyak ragamnya, bagaimana ikan dapat diolah menjadi masakan yang lezat dan sehat, serta aneka resep makanan yang berbahan dasar ikan, bisa kita dapat disini,” ujar Menkes.
Menkes menjelaskan bahwa saat ini Indonesia menghadapi Beban Ganda Gizi. Artinya pada saat kita masih terus bekerja keras mengatasi masalah Kekurangan Gizi seperti Kurus, Stunting dan Anemia, namun pada saat yang sama kita juga harus menghadapi masalah kelebihan gizi atau Obesitas. Gizi Lebih atau Obesitas merupakan kondisi yang harus dipandang serius dan dikendalikan karena dapat berisiko menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Tidak hanya karena kelebihan gizi, PTM juga nyatanya diketahui sebagai dampak dari gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa awal kehidupan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya rekayasa sel-sel DNA pada anak dan akibatnya, tubuh anak akan lebih mudah gemuk tapi pendek. Kondisi ini akan membuat anak-anak dengan tubuh pendek lebih berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular pada saat dewasa, seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner dan stroke.
Masalah Gizi Kurang pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan atau akibat menderita Penyakit Infeksi/Penyakit Kronis, dan pada umumnya keduanya terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi. Sedangkan masalah Gizi Lebih yang cenderung semakin meningkat pada umumnya disebabkan perubahan gaya hidup masyarakat kita yang banyak mengkonsumsi makanan tinggi gula dan lemak serta kurang konsumsi sayur dan buah, dibarengi dengan kurangnya aktivitas fisik.
Untuk mengatasi permasalahan beban gizi ganda tersebut pemerintah berupaya melalui program perbaikan gizi masyarakat yang merupakan bagian dari Program Indonesia Sehat, salah satunya melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengenal persoalan gizi yang dihadapi dan mencarikan alternatif solusi melalui konsultasi gizi secara benar.
Pemerintah telah menetapkan perbaikan gizi khususnya stunting sebagai prioritas pembangunan kesehatan.
Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat ini merupakan bagian dari program kesehatan yang dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan Germas secara terintegrasi dan saling bersinergi, oleh Sektor Kesehatan di Pusat dan Daerah, Lintas Sektor Terkait, Organisasi Profesi, Akademisi, Lembaga Sosial Kemasyarakatan, Media Massa, Dunia Usaha dan Mitra Pembangunan.
“Pada Kesempatan ini kita juga bersyukur karena Presiden RI kita, Bapak Jokowi, sangat peduli terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat Indonesia. Hal ini tampak nyata pada setiap kunjungan kerja beliau ke berbagai daerah di Indonesia, Presiden juga mengadakan dialog langsung dengan masyarakat terkait kesehatan dan gizi sekaligus memberikan paket bantuan gizi dan makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil, balita dan anak sekolah,” ungkap Menkes.
Presiden RI mengharapkan keberhasilan upaya perbaikan gizi masyarakat sebagai salah satu modal pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain hal diatas Presiden RI juga mengajak masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, pola makannya, melakukan olahraga dan menjaga lingkungannya dan diharapkan tidak ada anak yang kekurangan gizi. Dan yang selalu dikemukakan oleh beliau adalah memanfaatkan sumber pangan lokal untuk konsumsi sehari hari.
“Ikan yang merupakan salah satu kekayaan alam dan sumber protein menjadi sebuah pilihan yang harus digunakan secara maksimal oleh seluruh masyarakat,” imbau Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013