Nusa Dua Bali, 6 November 2018
Banyak hal yang dapat mendekatkan manusia pada risiko ancaman kesehatan. Mulai dari perilaku manusia menggunakan pestisida dan anti mikroba secara berlebihan sehingga resistensi antibiotika, ada pula penyakit yang bersumber binatang (zoonosis) dan berpotensi menular kepada manusia, penyakit yang merebak di suatu negara dan berpotensi menulari negara sekitarnya, bahkan hingga masalah kesehatan lainnya yang dapat ditimbulkan akibat perubahan iklim, bencana alam, serta dampak penggunaan bahan kimia. Berbagai hal tersebut perlu mendapat perhatian, tidak hanya dari jajaran kesehatan, namun perlu keterlibatan lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya.
“Banyak sekali (ancaman kesehatan) yang harus diwaspadai,” tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek pada jumpa pers usai membuka pertemuan tingkat menteri The 5th Global Health Security Agenda (GHSA) di Nusa Dua Bali, Selasa siang (6/11).
Menkes menyebutkan, Indonesia masih menemukan masalah kesehatan berupa neglected disease (seperti kusta, frambusia dan cacingan), masalah penyakit menular (seperti tuberculosis juga malaria yang ditularkan vector nyamuk) penyakit tidak menular juga semakin meningkat. Belum lagi penyakit baru atau new emerging disease (seperti MERS-CoV atau Zika) yang belum ada di Indonesia, di samping itu kita juga harus mencegah penyakit yang pernah ada dan saat ini sudah tidak menjadi masalah kesehatan jangan sampai menjadi re-emerging disease.
Secretary General Ministry of Health of Italy, selaku Chair of Steering Commitee GHSA, Giuseppe Ruocco, menyatakan bahwa biasanya di tingkat global, ancaman kesehatan yang paling dikhawatirkan oleh negara-negara di tingkat global adalah penyakit-penyakit baru atau new emerging diseases, karena kita perlu mencari faktor risikonya, memahami cara penularannya, menyiagakan early warning system, serta menyiapkan laboratorium untuk deteksi dini.
“Terhadap sesuatu yang baru itu, kita semua harus tetap siap siaga,” kata Giuseppe Ruocco.
Selanjutnya adalah ancaman re-emerging disease dan yang terakhir adalah perubahan iklim, karena beberapa penyakit berhubungan erat dengan hal tersebut, salah satunya yaitu mempengaruhi pola perkembangbiakan nyamuk sebagai vektor penyakit.
“Banyaknya potensi ancaman kesehatan masyarakat, membuat negara-negara memiliki pandangan yang sama akan kebutuhan terhadap global health security,” tandasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM