Wamena, 31 Juli 2017
Pembangunan kesehatan di wilayah Papua menjadi salah satu prioritas program Presiden RI Joko Widodo. Kementerian Kesehatan RI pun mulai menjajaki pembangunan rumah sakit vertikal.
“Tim akan melihat legalitas lahan terlebih dahulu. Yang pasti mudah diakses pastinya dan melihat potensi 50 tahun mendatang,” ujar Sekjen Kemenkes RI dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. usai menemui para tokoh masyarakat Wamena, Senin (31/7/2017).
Lahan seluas 10 hektare di Jalan Hom Hom, Distrik Hubikiak, Kabupaten Jayawijaya ini, dinilainya sudah mendekati kriteria untuk pembangunan RS vertikal tipe B. Rencana lokasi pembangunan RS Vertikal dari Kampung Holkima Distrik Muliama ke Distrik Hubikiak. Alasan pemindahan lokasi pembangunan RS, menurut Sekjen, karena jarak lokasi RS dan kampung sangat jauh dari pusat ibukota Wamena. Padahal RS tipe B tidak boleh jauh dari pemukiman warga.
Dirjen Yankes Kemenkes RI. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS merinci beberapa persyaratan sebidang lahan dikatakan layak menjadi RS vertikal. Di antaranya, lansekap lokasi harus rata, tidak boleh berbukit-bukit, apalagi banjir dan longsor. Lantaran RS bertipe B, maka tidak boleh jauh dari pemukiman masyarakat serta akses informasi yang mudah.
Pembangunan rumah sakit itu sendiri akan segera dilakukan setelah diterbitkan sertifikat tanah oleh kantor Agraria dan Tata Ruang selaku instansi teknis yang menangani. Dalam pengelolaannya bila sertifikat tanahnya sudah sah akan dihibahkan untuk pembangunan RS vertikal melalui Pemkab Jayawijaya.
Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo menilik syarat tersebut agar masyarakat di 11 wilayah yang dipimpinnya terpenuhi kebutuhan layanan kesehatannya. Ke-11 distrik/kecamatan di antaranya Wamena Asolokobal Walelagama Hubikosi Pelebaga Asologaima Musatfak Kurulu Bolakme Wolloo Yalengga.
“Masyarakat pegunungan tengah Papua di Jayawijaya sangat menyambut dengan tulus rencana Kemenkes sebagai hadiah bagi masyarakat. Rakyat saya di balik gunung kalau mereka punya uang bisa terbang ke kota, jadi ini hadiah terbesar bagi mereka yang terbatas aksesnya,” kata Wempi.
Ia menilai sungguh tepat jika pengembangan RS vertikal di Kabupaten Wamena karena merupakan penghubung 29 kabupaten/kota.
“Kami gembira menyambut program Presiden Jokowi dan Menkes yang memilih RS vertikal di Wamena. Itu pilihan tempat yang diapresiasi 1,2 juta penduduk untuk membuka isolasi akses 11 kabupaten,”imbuh Kadinkes Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH