Jakarta, 26 Oktober 2017
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Forum Pangan Asia Pasifik (Asia Pacific Food Forum) yang akan digelar pada 30 sampai 31 Oktober 2017 di Jakarta. Setelah sosialisasi kepada Redaktur Pelaksana media di Indonesia dan konferensi pers, kini giliran blogger untuk sama-sama mensosialisasikan forum pangan ini.
Puluhan blogger diundang pada Kamis (26/10) ke gedung Kemenkes untuk menghadiri acara Temu Blogger dalam rangka sosialisasi Forum Pangan Asia Pasifik. Zulfikar Akbar, salah satu blogger itu tiba-tiba mengernyitkan dahi ketika mendengar kata Asia Pacific Food Forum yang diucapkan Staf Khusus Menteri, Diah Setyani Saminarsih. Rupanya food forum masih asing bagi Zulfikar.
Diah mengatakan Asia Pacific Food Forum merupakan forum yang akan dihadiri oleh pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk membahas kualitas pangan di Indonesia mulai dari tanah misalnya, sampai ke piring makan di atas meja.
“Intervensi melalui sistem pangan dengan cara mulai dari tanah sampai ke meja. Artinya akan dibahas bagaimana proses penanaman, perawatan, pemberian pupuk, hingga pengolahan untuk dijadikan makanan,” kata Diah.
Sebagai contoh pada tanaman, tanaman yang tidak sehat adalah tanaman yang diberi pestisida bukan pupuk organik. Sementara untuk ternak yang tidak baik adalah ternak yang menggunakan antibiotik, sebab itu akan menjadi resisten di dalam tubuh manusia.
Latar belakang food forum ini, jelas Diah, di antarnya karena angka kematian ibu (AKI) yang stagnan di negara berkembang. Berbeda dengan negara maju yang dapat menurunkan AKI. Sementara itu populasi penduduk terus meningkat.
Diperkirakan pada 2050 akan ada 9 miliar penduduk di bumi. Namun yang menjadi perhatian adalah apakah orang sebanyak itu memiliki akses terhadap bahan pangan? Kemudian apakah pangan tersebut berkualitas baik? Di sini lah pentingnya pembahasan mengenai food forum.
Zulfiar nampak serius mendengarkan paparan Diah, sesekali ia memotret narasumber yang ada di depan para peserta. Narasumber yang hadir pada saat itu adalah Staf Khusu Menteri bidang SDGs, Diah Setyani Saminarsih, Saf Ahli Menteri, Akmal Taher, dan CEO, Founder Javara, Helianti Hilman.
Kemudian Akmal mengatakan pentingnya food sistem dari aspek kesehatan, bahwa hampir di seluruh dunia, termasuk indonesia risiko penyakit tidak menular (PTM) sebesar 60%. PTM itu, yakni jantung, struk, diabetes dan hipertensi. Faktor ini diakibatkan oleh makanan.
“Ini menyangkut kebiasaan makan. Kita akan bercerita bagaimana penyakit itu terjadi dan bagaimana pencegahannya,” kata Akmal Taher.
Bentuk pelaksanaan Food forum ini nantinya akan membahas satu topik dibahas dalam berbagai perspektif. Hasil dari forum ini tidak ada kesepakatan bersama terkait sistem pangan, namun peserta dapat menyimpulkannya masing-masing.
Selain itu, paparan bertajuk ‘Menggali Rahasia Warisan Pangan Indonesia’ menjadi suasana temu blogger semakin menarik. Kebanyakan dari peserta tambah antusias ketika Helianti Hilman memaparkan betapa kayanya kandungan nutrisi pada tumbuhan, biji-bijian, dan umbi-umbian di Indonesia.
Helianti menyebutkan kekayaan itu merupakan subsidi dari Tuhan. Kelor Moringa misalnya, tumbuhan yang mudah ditemui di pekarangan rumah itu memiliki kalsium 14 kali lebih banyak dari susu biasa. Ada juga pegagan centella yang kaya nutrisi untuk otak.
“Indonesia punya potensi mengatasi malnutrisi melihat sumber nutrisi di Indonesia begitu kaya. Sudah waktunya kita menghidupkan subsidi pangan kaya nutrisi dari Tuhan,” kata Helianti.
Zulfikar sedikit tergambarkan terkait food forum. Ia mengatakan Indonesia memiliki banyak potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan itu perlu dikampanyekan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Diharapkan dari temu blogger ini masyarakat dapat mengelola, mengolah, dan mengonsumsu makanan yang baik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi danPelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013