Jakarta, 21 Maret 2018
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Anung Sugihantono mengatakan penularan Tuberkulosis (TBC) sangat cepat melalui udara. Bagi penderita diharapkan selalu melakukan pemeriksaan dan pengobatan sampai tuntas.
“TBC ditularkan melalui udara. Percikan ludah atau dahak yang dikeluarkan menjadi media penularan yang sangat cepat di dunia ini,” kata Anung pada temu media Hari TBC Sedunia yang dilaksanakan di Stasiun Jakarta Kota, Rabu (21/3).
TBC sebagai sebuah penyakit yang sudah ada sejak tahun 1.800. Anung menambahkan, penyebabnya adalah sejenis bakteri, yakni mycrobacterium tuberculosis
“Sebenarnya obatnya sudah diketahui, namun proses penyembuhannya lama antara 6-8 bulan,” tambah Anung.
Anung menjelaskan persoalannya bukan hanya pada bagaimana menemukan penyakit, tapi mengobati sampai sembuh. Dalam hal ini pemerintah mengimbau para orang tua jangan melewatkan imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC untuk anaknya. Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan Gerakan Temukan, Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC.
“Gejalanya batuk sekitar dua minggu atau lebih, keluar keringat dingin setiap saat tanpa penyebab yang jelas, demam tidak terlalu tinggi, nafsu makan dan berat badan menurun. Ini yang disebut TBC,” jelas Anung.
Penularan TBC melalui udara akan sangat rentan terjadi di ruang publik seperti stasiun. Dari berbagai penelitian akan ada puluhan ribu kuman yang keluar dari batuk dan bersin. Oleh karenanya Anung mengimbau asyrakat untuk menggunakan masker di tempat-tempat umum dan senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
Diakui Anung, pemeriksaan dahak pasien suspek TBC kadang sulit dilakukan. Padahal itu perlu dilaksanakan untuk dapat mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Meski demikian, ada jenis pemeriksaan selain periksa dahak, yaitu melalui rontgen namun angka sensitifnya lebih rendah karena banyak penyakit yang mirip dengan TBC.
“Kita punya TCM (tes cepat molekular) yang mampu melakukan pemeriksaan dalam waktu 90 menit untuk kemudian bisa dilakukan pengobatan. Kita pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dan kami harus menemukan lebih banyak lagi,” kata Anung.
Temu media ini digelar dalam rangka mensosialisasikan kegiatan pencegahan dan pengobatan TBC, terutama bagi masyarakat ditekankan selalu mengecek kesehatan. Temu media ini juga dilaksanakan sebagai rangkaian acar Hari TBC Sedunia yang acara puncaknya akan digelar di Monumen Nasional pada Sabtu (24/3).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Murti Utami, MPH
NIP 196605081992032003