Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 17/05/2022
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Namrole, Habis Gelap Terbitlah Terang

Rokom by Rokom
21 Mei 2018
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 21 Mei 2018

Keberadaan dokter spesialis di daerah dinilai masih kurang, belum lagi pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan begitu dangkal. Lantas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menginisiasi Program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS), dengan penugasan bagi dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Indonesia. Salah tujuan WKDS ini adalah untuk pemertaan pelayanan spesialistik bagi masyarakat.

Di RSUD Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku misalnya, keberadaan dokter spesialis amat dibutuhkan. Kemenkes telah mengirimkan lima dokter spesialis, yaitu dr. Agnes Wijaya Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn), dr. Gupita Dharma Spesialis Penyakit Dalam, dr. Adi Santosa Soetrisno Spesialis Anesthesi, dr. David Wau Spesialis Anak, dan dr. Heri Pratomo Spesialis Bedah.

Keberadaan mereka membuka harapan baru bagi kesehatan masyarakat di sana. Kini masyarakat tak lagi khawatir bila membutuhkan pelayanan spesialistis, seperti persalinan atau penyakit dalam. Fasilitasnya pun sudah lebih baik dari sebelum mereka ditugaskan di sana.

Namun demikian, untuk mencapai semua itu butuh upaya yang tak semudah memutar balikkan telapak tangan. Agnes, dokter spesialis yang pertama ditempatkan di sana pada Agustus 2017 mengaku sempat kesulitan bertugas di sana. Pasalnya, RSUD tempat ia bertugas itu tidak memiliki fasilitas lengkap, bahkan dirinya menilai RSUD tersebut seperti Puskesmas.

“Awal-awal tugas (di RSUD) tidak ada OK (ruang operasi), obat-obat tidak lengkap, air tidak mengalir, dan tidak ada bank darah,” ucap Agnes melalui telepon, Kamis (17/5).

Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan baginya ialah ketika harus merujuk pasien ke RSUD Namlea, Kabupaten Buru. Butuh waktu 3 hingga 4 jam perjalanan darat, apalagi saat merujuk pasien bersalin, dengan waktu selama itu, risiko kematian sangat tinggi.

Selain itu, kendala yang dialaminya adalah soal pemahaman masyarakat terhadap kesehatan. Kondisinya hingga saat ini, banyak masyarakat yang melahirkan tidak di fasilitas kesehatan. Bahkan, ada penduduk yang tinggal di belakang gunung. Proses melahirkan yang dilakukan tanpa dibantu petugas kesehatan, sang ibu dibiarkan melahirkan sendiri.

Dampaknya, tidak sedikit bayi meninggal. Sekarang saja, kata Agnes, ada seorang ibu yang sudah dua kali melahirkan tapi bayinya meninggal dua-duanya. Saat ini ibu tersebut tengah mengandung kembali.

Kebetulan pada bulan ke dua, yakni September 2017, telah ditempatkan dokter Gupita Dharma dan dr. David Wau. Dilanjut lagi pada Desember ditempatkan dr. Adi Santosa Soetrisno dan dr. Heri Pratomo. Setidaknya pelayanan kesehatan spesialistik sudah terbantu dengan adanya dokter spesialis baru.

Agnes dan dokter lainnya segera mengambil tindakan terhadap ibu hamil tadi, memantau kondisi ibu dan janin, termasuk gizinya. Mereka mengupayakan agar sang ibu mau melahirkan di RSUD.

Di tengah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan, mereka sering kali melakukan sosialisasi dan edukasi. Seperti persalinan yang harus dilakukan di fasilitas kesehatan.

Pada akhir Oktober, angin segar mulai dirasakan masyarakat Namrole, RSUD yang semula fasilitasnya tidak lengkap, sudah berpindah tempat ke gedung baru. Ada ruang operasi, HCU, dan pada bulan ini sudah ada unit transfusi darah. Angka persalinan bisa mencapai 2 hingga 5 pasien dalam sebulan, dari yang sebelumnya 0 perbulan.

Masyarakat tentu tidak akan mudah menerima semua pemahaman yang diberikan Agnes dan rekan lainnya. Namun, perlahan tapi pasti, Agnes dan rekannya meyakini masyarakat akan memahami pentingnya kesehatan dan berobat ke fasilitas kesehatan.

Agnes berpesan kepada peserta WKDS lainnya agar bertugas atas nama masyarakat. Mereka butuh bantuan para dokter spesialis untuk memperbaiki kesehatannya terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perbatasan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

ASEAN – Cina Promosikan Cara Hadapi Pandemi dengan One Health

15 Mei 2022
blank

Kemenkes RI Pimpin Penjajakan Kerja Sama Sektor Kesehatan ASEAN dengan AS Pada Pertemuan AHMM ke-15

15 Mei 2022
blank

Hasil Joint Statement AHMM, Bakal ada Kantor Kedaruratan Kesehatan tingkat ASEAN di Indonesia

15 Mei 2022
blank

Negara Anggota ASEAN Saling Mengakui Sertifikat Vaksinasi COVID-19

15 Mei 2022
blank

Menkes se-ASEAN Setujui Dirikan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN

14 Mei 2022
blank

Negara ASEAN Bakal Bentuk Standar Protokol Kesehatan yang Sama

14 Mei 2022
Next Post
blank

Sahur Sehat

blank

Operasi Jantung Kateter Sudah Bisa Dilakukan di Bangka Belitung

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.