Jakarta, 18 Juni 2018
Yayat malu-malu. Ia tersenyum simpul kepada dr. Andi Fadly, Ketua Public Safety Center (PSC) 119 Kota Palopo. Rupanya Yayat ingin bergabung dengan tim PSC, menolong orang-orang yang sedang dalam keadaan darurat.
Usia Yayat masih 14 tahun. Tapi di usianya yang sangat muda, bocah dengan nama asli Rahmat Hidayat itu sudah bisa mengesampingkan kesenangan yang banyak dilakukan oleh anak seumurannya, bermain gadget. Yayat justru memilih menyibukkan diri melakukan pekerjaan sosial dengan bergabung bersama tim PSC 119.
Minggu malam saat tim PSC melakukan patroli rutin mudik lebaran, Yayat datang menghampiri dr. Andi. Malu tapi mau, Yayat menawarkan diri untuk bergabung dengan tim itu.
Tawarannya sontak membuat dr. Andi kaget. Dengan skeptis ia lantas bertanya kepada Yayat alasan ingin bergabung dengan tim nya. Sekadar menjawab pertanyaan di benak apakah benar anak semuda itu serius ingin menyibukkan diri dengan membantu kesehatan masyarakat ?.
Tak banyak yang diucapkan, Yayat mengaku bahwa dirinya ingin belajar segala hal tentang kesehatan agar bisa menolong orang lain. Tak puas dengan jawaban itu, dr. Andi meminta alasan lain kepada Yayat.
“Pingin sekali menolong orang lain, karena dulu ndak sempat menolong bapak saya sendiri,” tambah Yayat.
Kemudian Yayat menceritakan tentang apa yang terjadi terhadap almarhum ayahnya saat itu. Ia hanya bisa menangis melihat sang ayah tiba-tiba dalam kondisi sakit dan sesak napas hingga tidak sadarkan diri. Yang menjadi kesedihan Yayat adalah tidak dapat menolongnya, bahkan tidak sempat melihat hembusan napas terakhir sang ayah di rumah sakit.
Hal tersebut yang membuat siswa kelas VIII MTsN Palopo itu merasa bersalah karena dahulu tidak bisa menolong sang ayah. Namun karena hal tersebut pula Yayat memiliki hati mulia ingin menolong masyarakat.
dr. Andi pun iba. Mendengar cerita itu ia hampir meneteskan air mata. Untung saja ia langsung menanyakan hal lain kepada Yayat alih-alih menghindari tangisan.
Yayat nampak serius ingin menjadi anggota tim PSC 119 Palopo. Bahkan dengan tegas Yayat menyatakan ingin menjadi dokter. Di tengah percakapan mereka, Yayat mengaku sudah mengetahui tentang PSC 119. Ia sering melihat aksi tim PSC kalau sedang melakukan pertolongan terhadap masyarakat, seperti saat terjadi kecelakaan lalu lintas atau saat patroli di malam hari hingga subuh.
Bahkan, hampir setiap hari ia mencari segala informasi tentang PSC di media sosial hingga ia mengetahui lokasi kantor PSC 119 Kota Palopo.
Yayat lantas diterima oleh dr. Andi sebagai tim PSC Kota Palopo. Baginya, yang bikin jatuh hati dari Yayat sehingga diterima sebagai tim PSC adalah karena Yayat memiliki tekad, semangat, dan niat untuk berbuat demi kemanusiaan. Yayat juga aktif di berbagai komunitas, seperti Komunitas Peduli Sungai, Komunitas Cinta Dhuafa, hingga Komunitas Sahabat Reptil, dan yang lebih menyentuh hati adalah Yayat memiliki tekad dan semangat untuk membantu ibu nya mencari nafkah.
Tak patah arang, meski Yayat tengah berpuasa, belum lagi terik matahari yang aduhai panasnya, Yayat tetap semangat bertugas. Bahkan, sudah beberapa kali ia menolong dan mengobati korban tanpa rasa enggan dan takut.
Kesempatan sebagai tim PSC dimanfaatkannya untuk mendalami segala hal tentang kesehatan, saban hari ia bertanya ini dan itu dalam konteks kesehatan kepada petugas PSC demi menggapai cita-citanya menjadi dokter.
Apa yang Yayat lakukan lantas menginspirasi banyak orang, banyak juga apresiasi dari masyarakat sekitar. Bagi tim PSC Kota Palopo, Yayat adalah sang motivator sekaligus inspirator. Betapapun sibuknya Yayat menjadi tim PSC, ia adalah seorang pemuda yang harus dididik dan difasilitasi untuk menggapai cita-citanya.
Momen mudik telah usai, tapi tugas Yayat tak berarti selesai, ia tetap ikut serta dalam kegiatan tim PSC 119 Palopo. Patroli setiap malam, jaga posko, mentoring dan simulasi keilmuan PSC 119 Palopo, aktif memberikan edukasi kepada masyarakat dan anak-anak sekolah tentang kegawatdaruratan, aktif sebagai tim medis dan memberikan penanganan pada pasien PSC 119 palopo, dan aktif dalam tim medis pengamanan pilkada kota palopo bersama pihak kepolisian dan tni, masih tetap mereka lakukan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM