Jakarta, 30 Juli 2018
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, I Ketut Jaya, SKM melaporkan sesuai data yang diterimanya hingga saat ini tenaga kesehatan Kabupaten Lombok Utara telah mengevakuasi 78 orang. Langkah yang diambil dari sektor kesehatan adalah dengan menyiagakan dokter di 23 desa.
23 desa itu merupakan bagian dari 33 desa di lima kecamatan, yakni Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung, dan Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
“Dari 33 desa, baru 23 desa yang sudah disiagakan dokternya. Di lima kecamatan itu (Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung, dan Pemenang) ada semua dokternya,” kata I Ketut Jaya, SKM.
Selain itu, sejumlah dinas kesehatan provinsi siap bantu korban gempa di NTB, yakni Dinas Kesehatan Bali, Jawa Tengah, dan Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. Hasil pantauan Pusat Krisi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kemarin pukul 19.00 WIB terjadi penambahan jumlah korban.
Hasil pantauan Pusat Krisis Kesehatan menunjukkan sebanyak 15 orang meninggal dunia, 52 orang luka berat, dan 183 orang luka ringan. Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM mengaku dirinya pernah menjadi Kepala Puskesmas Bayan pada 1988-1991 yang saat ini menjadi lokasi gempa, ia menyatakan siap membantu untuk penanganan korban di sana.
“Bali yang paling dekat siap membantu bila diperlukan,” kata ketut melalui pesan singkat, kemarin (29/7).
Pernyataan sama pun diutarakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo, MKes dan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Dra. Lesty Nurainy Apt.,M.Kes.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, SpA., MPH, mengatakan semua korban sudah dievakuasi ke rumah sakit, kecuali yang berada di gunung rinjani.
“Semoga tidak ada lagi gempa susulan, sehingga kami bisa fokus menangani (korban) pasca bencana,” kata dr. Nurhandini.
Selain kepala dinas kesehatan, bantuan lain datang dari peserta Nusantara Sehat yang bertugas di sana. Mereka sudah diarahkan agar memberikan dukungan penuh atau bantuan bagi para korban.
Atas kejadian yang menimpa banyak korban tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati, MKM, mewakili Kemenkes turut berduka cita atas kejadian gempa bumi yang terjadi di wilayah NTB dan sekitarnya pada 29 Juli 2018 yang mengakibatkan korban jiwa luka-luka dan meninggal dunia.
“Saat ini telah didirikan posko-posko kesehatan untuk penanganan korban. Bagi para korban luka-luka telah langsung dilakukan tindakan pertolongan pertama (stabilisasi) dan dievakuasi ke Puskesmas terdekat. Bila membutuhkan penanganan lanjutan akan segera dirujuk ke rumah sakit daerah (RSUD Lombok Timur dan RSUD Lombok Utara),” kata drg. Widyawati, Senin (30/7) di Jakarta.
Ia menambahkan Kemenkes telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB untuk membantu menangani permasalahan kesehatan akibat gempa bumi tersebut. Saat ini Kemenkes sudah memberikan bantuan berupa mengirimkan tim pendampingan penilaian kesehatan cepat (RHA), mendirikan beberapa tenda layanan kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan selain di Puskesmas, mengirimkan tim klaster kesehatan bersama TNI dan Muhammadiyah, dan menyiapkan mobilisasi tim sub klaster layanan kesehatan dan sub klaster pengendalian penyakit.
Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan Pemda dan kementerian terkait (Kemensos, BNPB, TNI, Polri, dll.) dalam penanganan dampak gempa bumi dan siap memberikan bantuan setiap saat apabila daerah membutuhkan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM