Makkah, 25 Agustus 2018
Jemaah haji mulai meninggalkan kota suci Makkah. Ada yang kembali ke Tanah Air (gelombang 1) dan ada yang melanjutkan ibadah sunnah ke kota yang dicintai Nabi Muhammmad, Madinah Al Munawarah (gelombang 2).
Ada perbedaan karakteristik antara jemaah gelombang 1 dan gelombang 2 yang perlu diwaspadai para petugas kesehatan haji dan jemaah itu sendiri.
“Pada jemaah gelombang 1 umumnya telah umroh berkali kali sehingga badannya lebih lemah. Jemaah juga merasa amat rindu kampung halaman. Sering kali mereka malas makan karena bosan dengan makanan di pondokan dan rindu makanan rumah,” kata Kapus Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka.
Untuk gelombang 1 ini, Eka berpesan agar jemaah tetap memperhatikan pola makannya.
“Bayangkan keluarga di rumah yang menanti kita pulang dalam keadaan sehat dan bahagia. Oleh karenanya tetap makan sesuai porsi. Jangan lupa konsumsi buah-buahan,” pesan Eka.
Di Tanah Suci, tidak jarang kita jumpai jemaah yang batuk-batuk. Hal ini menandakan adanya penurunan daya tahan tubuh. Selain itu juga disebabkan karena kelelahan yang sangat, kurang minum yang menyebabkan tenggorokan kering.
Eka meminta jemaah juga saling peduli dengan teman sekamar. Bila ada masalah kesehatan dengan teman, jemaah diimbau segera melapor ke dokter atau tenaga medis di kloter tersebut (TKHI).
“Pengalaman tahun kemarin, beberapa kematian terjadi di pondokan yang tidak diketahui oleh TKHI, dikira istirahat padahal sudah meninggal,” jelas Eka.
Sementara itu, karakteristik gelombang 2 terlihat pada semangat ibadah yang masih tinggi, sehingga bisa melakukan umroh berkali-kali. Untuk itu jemaah perlu menjaga stamina yang tetap prima pasca Armina ini.
“Bayangkan fisik yang kuat, sehat, semangat akan datang kota Madinah tempatnya Rasullullah. Tentu akan lebih optimal dalam beribadah,” tegas Eka.
Eka berpesan agar jemaah yang akan ke Madinah untuk membawa APD dan menggunakannya. “APD ini bukan buat oleh-oleh dibawa pulang, melainkan untuk melindungi jemaah selama di Tanah Suci. Maka gunakan APD yang sudah dibagikan,” kata Eka.
Kepada para petugas kesehatan di kloter dan jemaah, Eka mengingatkan bahwa kasus tertinggi di Masjid Nabawi adalah jemaah yang tersesat dan kaki melepuh. Jemaah diingatkan untuk selalu gunakan alas kaki dan membawa bekal untuk mengganjal perut.
“Insya Allah kita semua mendapat haji mabrur. Mari kita jaga kemabruran itu, salah satunya dengan saling mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan sebelum kembali ke Tanah Air,” imbau Eka.
Kepala Seksi Kesehatan Madinah dr. Indro Marwoko menyatakan bahwa jemaah gelombang 2 lebih banyak dari pada gelombang 1. Dengan demikian, diperkirakan angka kunjungan jemaah sakit ke KKHI Madinah akan lebih banyak dari gelombang 1.
“Jemaah kelelahan karena telah menjalani fase Armina yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit,” kata Indro.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM