Balaroa, 19 Oktober 2018
Kampung Balaroa, Palu, menjadi salah satu wilayah terparah akibat gempa bumi, hampir seluruh bangunan amblas tertimbun tanah. Banyak septiktank yang tertimbun dan pecah, bahkan bercampur dengan jenazah.
Hal itu mengakibatkan penyebaran penyakit oleh hewan menjadi sangat rawan. Untuk mencegah hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan disinseksi pada Kamis (18/10). Disinseksi itu dilakukan atas kerjasama dengan TNI dan BNPB.
Luas Kampung Balaroa yang parah akibat gempa sekitar 48,7 ha, sehingga disinseksi dilakukan melalui udara dengan helikopter. Penyemprotan disinseksi dilakukan sebanyak 4 kali.
Setelah di Balaroa, penyemprotan disinseksi dilakukan di Kampung Petobo, Palu, dengan luas lahan akibat likuifaksi 180 ha. Penyemprotan disinseksi dilakukan atas dasar pertimbangan keamanan.
Agar cairan disinseksi tidak menyebar ke wilayah lain, maka penyemprotan di dua wilayah itu dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA hingga pukul 09.00 WITA.
Ketinggian helikopter pun diatur pada ketinggian terbang 70 meter di atas permukaan tanah. Cairan disinseksi dalam tank digantung dengan tali sepanjang 34 meter, sehingga ketinggian tank dari tanah adalah 36 meter.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM