Nusa Dua, 5 November 2018
GHSA merupakan sebuah inisiatif bersama dari negara-negara yang menginginkan dunia menjadi lebih aman dari ancaman berbagai penyakit berbahaya dan menular. Indonesia harus berperan aktif dalam peningkatan keamanan kesehatan global, sebagaimana tertera dalam International Health Regulations 2005 dari WHO.
Secara teknis, terdapat 11 paket aksi (Action Packages) yang menjadi prioritas GHSA, yaitu 1) Penanggulangan Anti Microbial Resistance (AMR); 2) Pengendalian penyakit Zoonotik; 3) Biosafety dan Biosecurity; 4) Imunisasi; 5) Penguatan Sistem Laboratorium Nasional; 6) Surveilans; 7) Pelaporan; 8) Penguatan SDM; 9) Penguatan pusat penanganan kegawatdaruratan; 10) kerangka hukum dan respons cepat multisektoral; dan 11) mobilisasi bantuan dan tenaga medis.
Pada pertemuan GHSA Ministerial Meeting ke-5 di Nusa Dua, Bali tanggal 6 – 8 November 2018, Indonesia membawa pendekatan One Health. Kesehatan tidak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan. Saat ini sudah disadari bahwa penyakit yang diderita hewan akan berdampak kepada manusia, baik secara langsung dan tidak langsung.
Pada kesempatan ini diharapkan akan mendorong banyak pihak lebih berperan aktif dalam meningkatkan keamanan kesehatan global. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga sektor-sektor lain.
Kerangka kerja baru atau Framework 2024 akan diluncurkan pada GHSA Ministerial
Meeting ke-5. Framework ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan setiap negara dalam mengantisipasi dan mencegah potensi wabah penyakit menular dan ancaman-ancaman kesehatan global lain.
Strategi kerjasama dalam GHSA difokuskan pada upaya penguatan kapasitas nasional setiap negara, khususnya dalam melakukan pencegahan, deteksi dan penanggulangan penyebaran penyakit.
Negara anggota GHSA telah berkembang sejak diluncurkan pada tahun 2014. Saat tercatat 65 negara menjadi anggota GHSA.
Melalui GHSA diharapkan terjadi peningkatan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor, yaitu keterlibatan sektor lain di luar kesehatan, serta keterlibatan sektor non-pemerintah, swasta, filantropi, generasi muda, dan donor dalam mencapai ketahanan kesehatan global. Hal ini menjadi penting mengingat ketahanan kesehatan tidak dapat dicapai sendiri oleh sektor kesehatan dan oleh pemerintah saja.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM