Jakarta, 8 Januari 2019
Edukasi dan penerapan hidup sehat perlu dilakukan di pondok pesantren. Hal ini dilakukan karena pondok pesantren merupakan tempat belajar, tempat tinggal, dan tempat berinteraksi santri secara bersama-sama di bawah bimbingan guru atau kiai.
Berdasarkan kondisi tersebut, Kemenkes berupaya menyebarluaskan pesan-pesan kesehatan dan menanamkan hal-hal positif tentang hidup sehat melalui program Pesantren Sehat.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan pada umumnya kondisi kesehatan di lingkungan pondok pesantren masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait, baik dalam aspek akses pelayanan kesehatan, berperilaku sehat, maupun aspek kesehatan lingkungannya.
“Salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pondok pesantren adalah melalui Program Pesantren Sehat,” kata Menkes Nila, Selasa (8/1) di Jakarta.
Pesantren Sehat
Pesantren Sehat merupakan salah satu program Kemenkes yang menjadi salah satu prioritas pada tahun 2019. Di sini peran dari santri dan kyai atau guru memegang peran penting dalam mewujudkan pesantren sehat. Instrument lainnya adalah peran serta masyarakat pesantren, daya guna mitra potensial, dan kebijakan berwawasan kesehatan.
Pesantren sehat bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Hal itu berkaitan dengan usia para santri dan juga isu-isu kesehatan prioritas nasional seperti Germas, eliminasi TBC, cegah stunting, dan peningkatan cakupan imunisasi di kalangan masyarakat pesantren.
Pada pelaksanaannya, Kemenkes melibatkan organisasi masyarakat berskala nasional yang dipandang penting dan strategis, memiliki jaringan kerja, wilayah binaan di Indonesia, memiliki akses ke peserta dan pengelola di pondok pesantren, serta dapat menjadi fasilitator atau motor penggerak kesehatan di seluruh pondok pesantren binaannya.
Tercatat Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang fokus pada upaya mewujudkan pesantren sehat di antaranya adalah PP Muhammadyah, Muslimat Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, dan Yayasan Jaringan Pesantren Nusantara. Kegiatan yang dilakukan diselaraskan dengan agenda bersama Kementerian Kesehatan, misalnya pembinaan kesehatan lingkungan pondok pesantren, orientasi asatidz dan santri untuk penggerak GERMAS, kampanye Isi Piringku, eliminasi TBC, penerapan PHBS, tidak merokok, CTPS, pencegahan HIV/AIDS dan Napza, serra aktivitas fisik dengan menggunakan metode yang dikembangkan bersama tim kementerian kesehatan.
Hingga saati ini, terdapat sekitar 104 pondok pesantren binaan Ormas mitra Kemenkes antara lain di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan.
Dalam penyelenggaraan program dan kegiatan di pondok pesantren, Kemenkes memberikan arahan dan melakukan pendampingan teknis serta mengkoordinaskan dengan dinas kesehatan setempat, dunia usaha, dan pihak lain yang berkaitan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM