Jakarta, 16 Januari 2019
Tak bisa dimungkiri plastik memang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dampaknya berpotensi membahayakan kesehatan, baik kesehatan lingkungan maupun kesehatan tubuh makhluk hidup.
Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Agus Nurali, Sp, KO mengatakan ada dampak yang tidak bagus dari limbah plastik terhadap lingkungan atau kesehatan tubuh. Menurutnya, hal itu karena plastik yang sulit terurai sehingga dampak yang terlihat adalah terjadinya penimbunan limbah, menyumbat saluran air, dan banjir mencemari lingkungan.
“Berikutnya, dia akan mempengaruhi kesehatan tubuh manusia kalau tertimbun di tanah atau air kemudian terjadi pecahan-pecahan dari limbah plastik itu berpotensi membahayakan kesehatan manusia jika air itu dikonsumsi,” kata dr. Imran di gedung Kemenkes, Rabu (16/1).
Tak hanya itu, dampak berbahaya akan terjadi pada tanaman di darat dan biota air. Misalnya, mikroplastik yang terkandung di dalam air akan langsung masuk ke dalam organ tubuh ikan, ikan tersebut tidak akan bertahan hidup lama, dan apabila dikonsumsi oleh manusia juga dapat berbahaya.
“Kemudian kalau dia (mikroplastik) kena panas matahari atau terbakar itupun berbahaya bagi pernapasan. Kalau dibakar saja dia bisa menghasilkan zat karbon monoksida yang bahaya untuk kesehatan,” ucap dr. Imran.
Namun demikian, tambah dr. Imran, belum ada kajian ambang batas kandungan mikroplastik yang dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Tetapi, masyarakat diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik.
“Sebenarnya yang lebih diutamakan kita membatasi penggunaan plastik seperti di ritel atau warung-watrung. Kalau bisa dibatasi, kita gunakan tas belanja sendiri supaya tidak menambah produksi plastik,” katanya.
Mengurangi penggunaan plastik bisa dimulai dari rumah tangga melalui pengelolaan limbah. Caranya, bisa dengan pengelompokkan limbah organik dan nonorganik. Limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos, sementara limbah nonorganik dapat didaur ulang menjadi karya seni bahkan karya yang bernilai ekonomi.
Membatasi penggunaan plastik juga bisa dilakukan dengan membiasakan bawa botol minum sendiri. Hal itu telah dilakukan oleh Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, bahkan di beberapa kesempatan ia mengajak masyarakat untuk sama-sama terbiasa menggunakan botol minum sendiri agar mengurangi limbah kemasan air minum.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM