Jakarta, 27 Februari 2019
Adanya kebutuhan berbeda dari pasien kanker remaja terutama dalam hal aktivitas mereka dalam upaya penyembuhan, dibutuhkan fasilitas baru berupa ruang rawat inap khusus remaja. Ruang rawat inap di RS Dharmais itu telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek hari ini, Rabu (27/2).
Peresmian itu dihadiri oleh 50 survivor kanker dari berbagai wilayah. Menkes Nila mengatakan para pasien kanker harus semangat hidup dan capai masa depan.
“Kanker pada anak yang terbanyak leukimia, kedua retinoblastoma. Saya dulu punya murid dengan retinoblastoma dan tidak ketahuan tapi lulus jadi dokter. Jadi para survivor harus terus semangat hidup dan punya masa depan,” kata Menkes Nila.
Upaya promotif dan preventif, tambah Menkes, penting dilakukan. Artinya deteksi dini harus dilakukan tidak menunggu sampai orang sakit. Menkes juga mengingatkan kepada para remaja agar memperhatikan makanan yang dimakan.
“Kita punya makanan luar biasa enaknya. Tapi kita harus perhatikan gizi yang seimbang. Jadi kita harus benar-benar makan makanan yang baik, makan sayur dan buah, istirahat cukup, batasi main gadget, dan kelola stress,” kata Menkes Nila.
Selain itu, Menkes mengingatkan bahwa faktor yang paling menentukan dalam upaya meningkatkan kesehatan adalah faktor lingkungan dan perilaku. Menkes mengimbau kepada masyarakat agar bisa menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Ruang rawat inap khusus remaja itu merupakan ruang rawat inap kanker khusus remaja pertama di Indonesia. Berukuran 1000 meter persegi dengan 42 tempat tidur dari 11 kamar. Jenis kamar dibagi menjadi 3 kelas, mulai dari kelas 1 terdiri dari 2 kamar, kelas 2 ada 4 kamar, dan kelas 3 ada 5 kamar.
Fasilitas ruang rawat inap itu dilengkapi dengan ruang untuk bersosialisasi dilengkapi dengan internet dan pendampingan psikolog serta ruang khusus loker untuk pasien dan pendampingnya. Ruang rawat inap remaja ini juga didesain unik, khas remaja untuk memberikan motivasi bagi penyembuhan mereka sehingga mereka merasa nyaman.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Abdul Kadir mengatakan ruang rawat inap remaja akan memberikan kenyamanan dan memberikan privasi tersendiri selama mereka menerima pengobatan dari tim medis.
“Adanya ruang rawat itu diupayakan untuk menciptakan ruang rawat inap dengan fasilitas dan orang-orang yang terlatih khusus dalam memberikan asuhan keperawatan, menyediakan lingkungan terapi dan membantu pemulihan pasien,” katanya.
Walaupun tidak ada perbedaan dalam tatalaksana pengobatan termasuk kemoterapi, pasien usia remaja membutuhkan privasi yang berbeda dengan anak-anak. Usia remaja memiliki kebutuhan yang kompleks, tim medis pun bisa langsung berkomunikasi tentang penyakit atau pengobatan yang akan dilakukan tanpa melalui orang tuanya.
Nicky (22) salah satu pasien kanker sejak usia 3 tahun mengaku senang dengan adanya ruang rawat inap remaja.
“Ini keren banget karena kita akan bersosialisasi dengan seumuran. Dulu aku pernah sebangsal dengan remaja usia 16 tahun, pasti dia ‘BT’ -lah lihat kita yang masih kecil nangis atau ngamuk dan ditenangin sama orang tuanya. Kalau abis kemo itu kita butuh ketenangan,” kata Nicky.
Begitupun dengan Annisa (20) yang terdiagnosis kanker saat usianya 16 tahun, meskipun merasakan hal sama dengan Nicky dalam hal kenyamanan berbagi bangsal dengan pasien kanker anak, ia sangat mengapresiasi kesabaran dan kebaikan perawat yang sigap.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM