Jakarta, 23 Maret 2019
Menjelang pelaksanaan ibadah haji yang tidak lama lagi, Pusat Kesehatan Haji Kemenkes terus melakukan pelatihan integrasi di 13 embarkasi. Hari ini pelatihan dilakukan di embarkasi Aceh, yaitu di Asrama Haji, di Banda Aceh. Sebanyak 55 peserta ikut pada pelatihan ini, mereka adalah 33 Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), 11 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan 11 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Ketiga tim ini nantinya akan mendampingi tiap-tiap Kloter.
Dalam pelatihan, salah satu materi yang diberikan adalah mekanisme kerja Tim Promotif Preventif (TPP). Materi diberikan oleh Siti Kunjanaeni anggota TPP yang pernah bertugas pada pelaksanaan haji sebelumnya.
“Dengan memberi pelatihan tentang TPP, harapannya seluruh petugas Kloter bisa berlaku sebagai duta TPP yang sebenarnya. Ini merupakan inovasi dari Pusat Kesehatan Haji Kemenkes di tahun ini,” jelas Neni sapaan akrab Siti.
Hal penting yang disampaikannya di antaranya perlunya jemaah haji menggunakan alat pelindung diri (APD) bila keluar dari pondokan. APD di antaranya masker, payung dan water spray.
Masker berfungsi melindungi dari debu dan kemungkinan penularan penyakit dari udara. Payung melindungi dari sengatan panas matahari yang umumnya panas di Makkah dan Madinah lebih tinggi dari Indonesia. Serta water spray untuk menjaga kelembaban tubuh, sehingga jemaah terhindar dari dehidrasi.
Beberapa peserta menyatakan pelatihan ini penting. Dengan informasi yang diberikan narasumber, para jemaah dapat dijaga terus kesehatannya.
“Kami sangat memberikan apresiasi kepada pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada jamaah haji dalam beberapa tahun terakhir ini. Inovasi pelayan dalam bentuk promotif dan preventif sangat tepat dan sangat membantu petugas kloter dalam menjaga kesehatan jamaah dalam ibadah. Pemberian APD kepada jamaah sangat berguna. Kami calon petugas haji kloter BTJ Aceh mengucapkan terima kasih kepada pemerintah,” ungkap Prof. Jamaluddin Idris, calon TPIHI.
Hal senada juga disampaikan peserta lain dari Aceh Barat.
“Pelatihan ini sangat penting, karena kami sebagai petugas kloter akan melayani jemaah selama 24 jam dan pasti akan banyak masalah yang akan kami hadapi. Penyuluhan sangat membantu khususnya petugas TKHI agar jamaah tetap sehat dan menunaikan ibadahnya dengan sempurna,” kata Imran calon TKHI yang sehari hari bertugas di RSUD Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Aceh Barat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM