Jakarta, 1 Mei 2019.
Pembekalan terintegrasi petugas haji Arab Saudi tidak hanya memberikan informasi, ilmu dan pengalaman penyelenggaraan ibadah haji saja. Para petugas haji atau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun 2019 juga mendapatkan gambaran pelaksanaan pelayanan bagi jemaah haji melalui metode simulasi.
Petugas haji yang seluruhnya berjumlah 1.108 orang, yakni tim Kementerian Kesehatan, tim Kementerian Agama, TNI, POLRI dan beberapa instansi lainnya tengah mengikuti pembekalan terintegrasi. Dalam pembekalan tersebut juga dilakukan simulasi gladi posko pada Selasa (30/4) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Simulasi gladi posko tersebut digelar guna mempersiapkan para petugas haji agar lebih siap dalam melayani jemaah haji Indonesia mulai awal Juli 2019 mendatang.
“Simulasi ini untuk menguji kemampuan, prosedur, dan mekanisme kerja antar petugas serta untuk melihat kerjasama lintas sektor dan daker (daerah kerja),” ujar dr. Indro Murwoko, Kepala Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji Kemenkes ketika memberikan briefing kepada seluruh peserta simulasi.
Dalam simulasi tersebut, petugas haji diskenariokan melakukan upaya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap jemaah haji, seolah-olah situasinya persis seperti yang akan dihadapi petugas di Arab Saudi nanti.
Simulasi dilakukan pada beberapa area yang mewakili 3 daker, yakni Makkah, Madinah, dan Bandara. Selain itu, menerapkan pula semua jenis layanan seperti layanan kesehatan, transportasi, akomodasi termasuk juga bimbingan ibadah dan perlindungan jemaah oleh petugas keamanaan.
Pada kesempatan gladi posko, dihadirkan para jemaah haji asal embarkasi JKS, PLM dan PDG yang dilakoni para figuran. Sementara para petugas bekerja sesuai bidang kerja dan daker. Gladi posko menampilkan skenario mulai dari kedatangan jemaah haji gelombang 1 di Madinah, kedatangan jemaah haji gelombang 2 melalui Jeddah dilanjutkan proses puncak haji di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna) hingga kepulangan kembali ke tanah air.
Skenario yang disusun benar-benar menguji para peserta. Berbagai macam karakter, keinginan, dan kondisi para jemaah disajikan dalam simulasi. Di satu lokasi terlihat ada jemaah yang protes menuntut kenyamanan. Sementara di lokasi lain ada jemaah yang tiba-tiba jatuh sakit dan pingsan. Pada situasi-situasi tadi dapat terlihat kesigapan dan kepedulian petugas dalam merespons situasi yang ada.
Salah satu tim yang juga mengikuti kegiatan simulasi tersebut ialah Tim Promotif Preventif (TPP). Tim yang bertugas memberikan edukasi kesehatan terlibat di semua lokasi dan waktu pelayanan jemaah haji, mulai dari kedatangan sampai dengan kepulangan jemaah.
Selama simulasi terlihat peran mereka saat memberikan pesan-pesan kesehatan contohnya di ruang tunggu di Bandara Madinah. Pada setiap fase haji, semua anggota tim juga tampak berbeda ketimbang peserta lainnya. Selain atribut dan alat kerja yang digunakan, mereka juga selalu bergerak mengikuti pergerakan jemaah dengan melakukan penyemprotan air ke wajah para jemaah, membagikan masker dan memberikan motivasi agar jemaah selalu menjaga kesehatan.
Usai menyelesaikan seluruh rangkaian simulasi gladi posko, panitia kemudian mengumpulkan seluruh petugas dan mengadakan sesi evaluasi untuk menilai pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Saya melihat masih belum jelas tugasnya, siapa melakukan apa. Tetapi saya apresiasi kepada petugas dan EO (event organizer). Yang terlihat menonjol TGC [Tim Gerak Cepat],” kata Khoirizi, Direktur Bina Haji Kemenag.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.