Bandung, 28 Juli 2019
Di akhir pekan (27/7), Menkes Nila melakukan kunjungan kerja ke RS Hasan Sadikin Bandung dan PT Bio Farma.
Dalam kunjungannya ke RSHS, Menkes meresmikan Gedung Anggrek dan membuka klinik eksekutif RSHS. RSHS telah melakukan pemenuhan pelayanan dan upaya untuk kemudahan serta kenyamanan pasien dan pengunjung rumah sakit. Klinik eksekutif dibuat oleh RSHS untuk segmentasi pasien yang ingin berobat dengan fasilitas yang lebih nyaman.
Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan apresiasi atas keberhasilan RSHS mendapatkan akreditasi triennial JCI.
Dengan terakreditasi, RSHS dapat memberikan pelayanan bermutu dan selalu menjaga keselamatan pasien dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Dengan demikian, mutu yang telah dicapai harus terus dipertahankan.
“Saya ingin menekankan di era JKN, umurnya baru 5 tahun tetapi tuntutannya luar biasa. Kami dari Pusat merasa ini adalah era yang baik untuk Kemenkes meneropong bagaimana tata kelola manajemen rumah sakit yang efisien,” kata Menkes Nila.
Kepada RS lain, Menkes berharap agar terus berinovasi dengan positif, seperti halnya RSHS membangun klinik eksekutif dan gedung rawat inap anggrek untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tidak lupa Menkes Nila Moeloek mengimbau, selain menjaga kualitas pelayanan tak lupa kebersihan rumah sakit merupakan hal yang penting untuk di perhatikan
PT Biofarma Center Of Excellent Pembuatan Vaksin
Menkes Nila mengunjungi PT Bio Farma. Kunjungan kerja ini, dilakukan untuk meninjau kesiapan laboratorium Center of Excellence (CoE) Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang bisa digunakan sebagai sarana sharing knowledge antara negara–negara Islam untuk penelitian vaksin dan bioteknologi.
Indonesia mendapa kehormatan ketika tahun 2017 ditunjuk sebagai leading sector untuk pembuatan vaksin bagi negara OKI. Penunjukkan ini tepat karena, Indonesia sudah memiliki Bio Farma sebagai produsen vaksin yang produknya sudah digunakan di lebih 140 negara. Hal ini sudah memenuhi persyaratan dari sisi kesiapan industrinya maupun secara kelengkapan laboratorium.
Menurut Menkes Nila, bagi Indonesia, penunjukan sebagai Center of Excellence bidang bioteknologi, merupakan kesempatan yang luar bisa yang bisa diambil. Sebab, ini merupakan pengakuan dari negara–negara Islam di seluruh dunia.
Manfaat yang dapat diambil, kata Menkes, adalah pengakuan bagi Bio Farma, sebagai produsen vaksin di negara-negara Islam dan bagi negara Islam lainnya. “Semua negara Islam bisa mendapatkan pembelajaran dari Bio Farma untuk pembuatan vaksin secara mandiri serta perluasan pangsa pasar untuk negara–negara Islam lainnya,” kata Menkes Nila.
Sementara menurut Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan, dari Kementerian Kesehatan RI sudah ada inisiasi untuk mengundang negara anggota OKI pada bulan Oktober 2019 mendatang. Pada saat itu akan dilaksanakan workshop mengenai penanganan vaksin / cold chain management system dan saat ini belum semua negara paham prosedur mengenai pengiriman vaksin.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM