Jakarta, 26 Agustus 2019
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek belum bisa mengatakan secara pasti akar bajakah dapat membunuh sel kanker. Karena untuk membuktikannya perlu dilakukan penelitan dan uji klinis yang melalui berbagai tahapan.
“Kita belum bisa mengatakan bahwa zat A (akar bajakah) ini akan membunuh sel kanker tapi secara deskriptif ada perbaikan-perbaikan (penyembuhan pada penderita kanker) yang diberikan oleh bajakah ini, dan kami meminta ini harus dilanjutkan,” kata Menkes pada konferensi pers di gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (16/8).
Sebelumnya, telah dilakukan audiensi dengan 3 siswa SMAN 2 Palangkaraya penemu akar bajakah sebagai obat kanker, Anggina Rafitri, Aysa Aurealya Maharani, dan Yazid Rafli Akbar. Menkes Nila mengatakan Palangkaraya atau Kalimantan penuh dengan segala macam tumbuh-tumbuhan dan kita harus menyadari bahwa tumbuh-tumbuhan di Indonesia pasti ada manfaatnya.
“Salah-satunya adek Yazid ini neneknya sakit kanker dan dengan minum akar bajakah ini kok sembuh. Mulai lah dipikirkan, diteliti dengan mencit yang dibikin tumor kemudian dikasih air bajakah ini dan tumornya mengecil,” kata Menkes.
Menkes mengaku pihaknya belum bisa mengatakan dengan tepat bahwa akar bajakah bisa mematikan sel kanker. Namun, dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes bersedia untuk terus meneliti sampai akhirnya betul-betul bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes dr. Siswanto mengatakan pihaknya akan mengawal jika ketiga siswa tersebut ingin melanjutkan penelitian.
“Jadi meneliti itu harus ada kaidahnya, kami terbuka untuk membantu. Harus bersama-sama dengan mereka sebagai masyarakat,” tambahnya.
Salah satu siswa Anggina Rafitri mengharapkan ke depannya akar bajakah ini diteliti oleh para ahli dan bisa jadi solusi bagi kemanusiaan.
“Karena ini baru penelitian yang sangat awal, kami berharap ke depannya penelitian ini diteliti oleh para ahli. Gubernur kami juga memberikan apresiasi dan berkomitmen memberikan dukungan penuh untuk penelitian ini,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM