Makkah, 4 September 2019.
Seiring jemaah haji Indonesia yang sudah kembali ke tanah air maupun beralih ke Madinah, jumlah kunjungan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah pun semakin menurun. Meski begitu, pada Selasa (3/9) pagi waktu setempat, masih terdapat 15 orang jemaah haji Indonesia yang tengah dirawat KKHI Makkah.
“Rata-rata yang dirawat itu adalah pasien dengan pneumonia, kemudian pasien dengan bedah luka diabetik dan strok. Strok bukan akut tapi stabilisasi dulu persiapan mereka untuk penerbangan,” ujar dr. Meity Adriana, Sp.JP, Penanggung Jawab Pelayanan Medis KKHI Makkah.
Masa operasional KKHI Makkah akan berakhir pada 6 September mendatang. Dalam beberapa hari ini jemaah haji yang masih dirawat inap di KKHI Makkah akan diberlakukan berbeda sesuai status kesehatan yang bersangkutan dan posisi kelompok terbangnya.
Apabila masih ada kloternya di Makkah, kata dr. Meity, maka tim kesehatan akan menyiapkan kondisi kesehatan jemaah untuk bisa segera bergabung dan mengikuti kloternya menuju Madinah. Jika sudah tertinggal kloternya maka akan dipersiapkan untuk dievakuasi ke Madinah atau dibantu untuk pengurusan tanazul akhir melalui Madinah, tentu setelah berkoordinasi dengan tim kesehatan Daker Madinah.
Selain yang dirawat di KKHI Makkah, masih ada juga jemaah haji Indonesia yang dirawat di enam rumah sakit Arab Saudi. Sampai saat ini (3/9) ada 86 jemaah haji Indonesia yang dirawat, di mana 40 diantaranya dengan bantuan ventilator. Sisanya sebanyak 46 orang tidak dipasang ventilator, tetapi kondisinya masih belum bisa dikembalikan ke KKHI Makkah ataupun ke kloternya.
“Masih ada kemungkinan bertambah karena pergeseran kloter terakhir dari Mekah ke Madinah itu masih sampai tanggal 6 September jam 12 siang. Sehingga bila ada rujukan dari kloter dengan triase kuning atau merah itu bisa langsung ke rumah sakit Arab Saudi,” kata dr. Novita Silvana Mua, Penanggung Jawab Visitasi KKHI Makkah.
Masih banyaknya jemaah haji yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi membuat tim visitasi masih bekerja penuh waktu setiap harinya. Mereka memetakan jemaah mana yang kondisinya stabil dan bisa kembali dengan kloter. Bagi jemaah yang ternyata sudah tertinggal kloter, Novita dan tim juga berkoodinasi dengan tim tanazul dan evakuasi. Untuk mengantisipasi masih adanya jemaah yang dirawat hingga akhir masa kepulangan jemaah haji Indonesia dari Madinah, menurut Novita kemungkinan akan ada tim yang siaga di KKHI Makkah sampai dengan 16 September 2019. Tim ini akan bertanggung jawab untuk melakukan tugas visitasi, evakuasi dan tanazul jemaah haji Indonesia.
Atensi dan penanganan pasien oleh tim visitasi KKHI Makkah ke beberapa rumah sakit Arab Saudi mendapatkan sanjungan dari salah satu tenaga medis Arab Saudi. Novita menuturkan bahwa Kepala ICU RS King Abdullah Makkah, dr. Taufeeq Alee, pernah menyampaikan terima kasih dan penghargaannya kepada tim visitasi KKHI Makkah yang sangat peduli dan bertanggung jawab terhadap jemaah haji Indonesia yang sedang dirawat di RS tersebut.
Selaras dengan yang disampaikan Novita, Meity mengungkapkan penguatan visitasi di tahun ini merupakan konsekuensi dari strategi baru penanganan jemaah haji Indonesia di tahun ini. Strategi ini dilakukan demi mengoptimalkan perawatan kepada pasien dengan fasilitas dan sumber daya yang lebih baik yang dimiliki RS Arab Saudi. Tim kesehatan haji Indonesia lebih banyak mendukung penanganan pasien di sana dengan cara visitasi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (AM).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.