Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 17/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Tantangan Perubahan Iklim, Saatnya Kesehatan Lingkungan Bergerak

Rokom by Rokom
03 Oktober 2019
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 2 Oktober 2019

Hari ini, Menkes Nila Moeloek memberikan penghargaan kepada 19 bupati/walikota yang berhasil menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berkelanjutan serta 3 bupati/walikota yang berinovasi terbaik dalam STBM berkelanjutan. Penghargaan diberikan dalam peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia tahun 2019, di kantor Kemenkes, Jakarta.

Peringatan Hari Kesling Sedunia diperingati setiap tanggal 26 September. Tahun ini mengangkat tema Tantangan Perubahan Iklim, Saatnya Kesehatan Lingkungan Bergerak Secara Global dengan sub tema Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Dalam Upaya Mewujudkan Lingkungan Sehat.

Pada kesempatan tersebut, selain memberikan penghargaan kepada para bupati/walikota, Menkes Nila juga meluncurkan produk hukum dan pedoman terkait kesehatan lingkungan, yaitu Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim Bidang Kesehatan; Aplikasi Pemetaan Kerentanan Perubahan Iklim Bidang Kesehatan; Pedoman Desa Sehat Iklim (Desa Desi); Kurikulum dan Modul Pelatihan untuk Pelatih Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan (APIK); Aplikasi Pemetaan Kerentanan Risiko Perubahan Iklim;

Dalam sambutannya, Menkes Nila menyatakan bahwa kesehatan lingkungan memegang peran penting dalam penyebaran agen penyebab penyakit, baik yang diakibatkan oleh agen biologi, kimia, maupun fisika. Oleh sebab itu, penyediaan lingkungan yang sehat bagi penduduk dapat mendukung visi Pemerintah dalam menciptakan SDM Unggul.

Hal ini senada dengan teori Hendrik L. Blum, yang menyatakan bahwa faktor lingkungan memiliki peran 40% dalam pencapaian status kesehatan masyarakat, diikuti dengan 30% faktor perilaku, 20% faktor pelayanan kesehatan, dan 10% faktor hereditas (keturunan).

“Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia merupakan upaya mengingatkan kita semua agar menyadari peran kesehatan lingkungan yang cukup besar dalam mewujudkan lingkungan yang sehat sebagai salah satu faktor untuk mewujudkan masyarakat yang sehat,” kata Menkes.

Kondisi iklim global, penipisan ozon, efek polusi zat-zat toksik terhadap ekosistem global, mengakibatkan limbah semakin banyak. Hal ini merupakan akibat dari perubahan iklim termasuk degradasi lingkungan perairan dan laut serta peningkatan populasi manusia. Perubahan iklim merupakan fenomena yang mulai dirasakan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia.

Menurut WHO, perubahan iklim mempengaruhi determinan sosial dan kesehatan. Suhu yang semakin meningkat menyebabkan semakin meluasnya tempat perindukan vektor dan hewan pembawa penyakit, yang pada akhirnya semakin meluasnya masyarakat yang rentan terhadap penyakit akibat vektor dan hewan pembawa penyakit.

Dalam beberapa dekade terakhir, frekuensi kejadian penyakit yang dipicu perubahan iklim semakin tinggi, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Oleh sebab itu, Indonesia harus berperan aktif dalam mitigasi agar dapat mengendalikan perubahan iklim serta adaptasi agar dapat tetap hidup sehat dalam dinamika iklim yang terus berubah dengan mewujudkan desa ramah iklim atau desa sehat iklim. Untuk mendukung pengembangannya, perlu ada gambaran wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim,” tandas Menkes Nila.

Dalam mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Kementerian Kesehatan mengembangkan upaya promotif dan preventif melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini diselenggarakan dengan menerapkan “5 Pilar STBM”, yaitu; 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan; 2) Cuci Tangan pakai Sabun; 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan; 4) Pengelolaan Sampah; 5) Pengelolaan Limbah Cair.

Secara khusus, pengelolaan sampah rumah tangga menjadi perhatian di dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah di tingkat rumah tangga agar menjadi budaya positif dan berkontribusi di dalam pembanggunan kesehatan lingkungan.

Sementara ini, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari saat membuka sesi seminar sebelum pemberian penghargaan oleh Menkes, menegaskan bahwa perubahan iklim akan mengakibatkan penambahan sekitar 250.000 kematian per tahun antara tahun 2030 dan 2050.
”Penambahan jumlah kematian ini terutama disebabkan oleh malaria, diare, pajanan suhu panas, dan kekurangan gizi. Sedangkan kerugian ekonomi yang disebabkan perubahan iklim terhadap kesehatan diperkirakan U$ 2-4 milyar/tahun pada tahun 2030,” ungkap Dirjen Kirana.

Ditambahkan Kirana, kondisi tersebut akan semakin buruk, terutama jika terjadi pada populasi rentan seperti anak-anak dan orang tua, dan pada wilayah dengan infrastruktur kesehatan yang kurang memadai. Demikian pula dengan bencana alam akibat perubahan iklim, menurunnya sanitasi lingkungan, dan lain sebagainya, yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.

”Secara global sampah menjadi isu yang sangat serius karena berdampak terhadap perubahan iklim,” tegas Dirjen Kirana.

Untuk itu diperlukan upaya kesehatan lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Sejarah Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia

Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia (HKLD) dideklarasikan pertama kali pada tanggal 26 September 2011 di dalam pertemuan International Federation of Environmental Health (IFEH) di Denpasar, Bali, Indonesia. Pertemuan ini dihadiri 43 organisasi kesehatan lingkungan di 43 negara. Indonesia diwakili oleh organisasi Environmental Health Specialist Association (EHSA).

Selanjutnya, setiap tanggal 29 September diadakan perayaan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia sebagai pengakuan atas kerja keras dan dedikasi para pelaku yang membuat perbedaan, dan promosi pendidikan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah topik yang benar-benar global. Setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap orang berdampak pada kesehatan lingkungan.

Peringatan HKLD ini diselenggarakan setiap tahun dengan tema:
• 2012: “Building for the future”
• 2013: “Emerging environmental health risk and challenges for tomorrow”
• 2014: “Addressing environmental health inequalities”
• 2015: “Children are our future let’s protect their environment and health”
• 2016: “Tobacco control .. a response to the global tobacco pandemic”
• 2017: “Indoor and Outdoor air quality”
• 2018: “Global Food Safety and Sustainability”

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(gi)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Komitmen Daerah Belum Optimal, Eliminasi Malaria di Papua Masih Terhambat

16 Juni 2025
blank

Papua Jadi Episentrum Malaria, Pemerintah Perkuat Sinergi Lintas Sektor

16 Juni 2025
blank

Indonesia Pimpin Arah Baru Eliminasi Malaria di Asia Pasifik

16 Juni 2025
blank

Revolusi Industri Kesehatan Dimulai dari Komponen Terkecil: DNA dan Masa Depan Medis

16 Juni 2025
blank

Persiapan Sejak Dini Kunci Utama Cegah Kematian Jemaah Haji

16 Juni 2025
blank

Pulang Ibadah Haji? Waspadai Demam, Batuk, dan Risiko COVID-19!

15 Juni 2025
Next Post
blank

Dokter NS di Nias Alami Kecelakaan Saat Bertugas

blank

Tak Hanya Orang Sakit, Orang Sehat pun Datang ke Puskesmas Ini

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Komitmen Daerah Belum Optimal, Eliminasi Malaria di Papua Masih Terhambat

16 Juni 2025
Berita Utama

Papua Jadi Episentrum Malaria, Pemerintah Perkuat Sinergi Lintas Sektor

16 Juni 2025
Berita Utama

Indonesia Pimpin Arah Baru Eliminasi Malaria di Asia Pasifik

16 Juni 2025
Berita Utama

Revolusi Industri Kesehatan Dimulai dari Komponen Terkecil: DNA dan Masa Depan Medis

16 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.