Biasakan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 waktu kritis, yaitu sebelum makan; sehabis buang air besar; sebelum menyusui; sebelum menyiapkan makan; setelah menceboki bayi; dan setelah kontak dengan hewan.
Demikian pesan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, pada puncak peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) di Jakarta, Sabtu (15/10) pagi. Turut hadir dalam peringatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto; Ketua 3 Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) II, Silvia Agung Laksono; dan Ibu Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Sri Hartati Fauzi Bowo.
“Membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Cuci tangan pakai sabun dapat dengan mudah dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak”, ujar Menkes.
Mengutip hasil studi WHO, perilaku CTPS yang merupakan pilar ke-2 Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM), mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Saat ini angka morbiditas Diare turun dari 423 per seribu penduduk (2006) menjadi 411 per seribu penduduk (2010). Sementara itu, berdasarkan laporan kajian Morbiditas Diare (2010) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit. P2ML) Kemenkes RI, menyatakan berbagai kampanye, sosialisasi dan advokasi melalui HCTPS selama beberapa tahun terakhir, mampu meningkatkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan benar (dengan air mengalir dan sabun) pada lima waktu kritis, yaitu sebelum makan sebesar 35,6%; sebelum menyusui 52,12%; sebelum menyiapkan makan 52,88%; setelah buang air besar 65,15%; dan setelah menceboki bayi 62,26%.
“Walaupun sudah menunjukan peningkatan, namun kebiasaan CTPS masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan lagi”, tambah Menkes.
HCTPS yang diperingati oleh banyak negara di dunia, merupakan upaya untuk meningkatkan budaya CTPS secara global, sehingga penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia seperti penyakit diare dan pneumonia, yang dapat berakibat fatal, dapat dikurangi.
Perayaan HCTPS Sedunia ke-4 tahun ini bertema “Cuci Tangan: Upaya Promotif dan Preventif Terpadu Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak”, dan terdiri dari tiga rangkaian kegiatan. Diawali dengan kegiatan sepeda santai bersama Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada momen Car Free Day (9/10) di Plaza Selatan Senayan. Kemudian, dilanjutkan dengan Rapat Koordinasi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Rakornas STBM) yang dibuka oleh Ibu Menkes di Hotel Horison Bekasi (14/10) dan puncak peringatan berupa pemecahan rekor MURI oleh 3100 anak yang mempersembahkan tarian tangan secara massal, pameran foto tentang sanitasi, dan penanaman bibit pohon lerak, buah yang sering dimanfaatkan sebagai deterjen alami untuk mencuci batik.
“Tari tangan yang kita saksikan bersama merupakan kreasi anak Indonesia sebagai cara edukasi menarik untuk membudayakan cuci tangan pakai sabun. Kementerian Kesehatan merasa bangga atas semangat anak-anak, sehingga terpecahkan Rekor Dunia Indonesia nomor 5134 atas rekor pemrakarsa dan penyelenggaran tari tangan massa terbanyak di dunia”, jelas Menkes.
Menkes menjelaskan, untuk mewujudkan Indonesia bersih, sehat dan berkualitas, perlu dimulai dengan hal-hal yang sederhana dan konkrit dilingkungan dan rumah tangga, seperti edukasi kepada anak-anak dan keluarga akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, baik kebersihan diri pribadi serta peduli akan kondisi lingkungan sekitar.
Melalui kesempatan tersebut, Menkes juga menharapkan partisipasi aktif untuk senantiasa mengajak masyarakat di sekitar untuk ikut membiasakan perilaku sederhana yaitu cuci tangan pakai sabun sekaligus menjadikannya sebagai perilaku hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.