Cirebon, 13 April 2017
Pemenuhan gizi yang dimulai dari dalam kandungan merupakan cara terbaik untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di masa yang akan datang.
Untuk itu dalam rangka meningkatkan standar gizi di Indonesia, Presiden RI, Ibu Iriana didampingi oleh Menko PMK, Menkes RI dan Mensos RI, Wakil Gubernur Jawa Barat, Direktur Utama BPJS, melanjutkan penyerahan KIP, PMT, PKH serta KIS di Stadion Bima Kota Cirebon setelah sebelumnya menyelenggarakan kegiatan di Bandung.
Di Cirebon, Presiden membagikan KIS sebanyak 150 orang dari total 783 orang; KIP sebanyak 1.000 siswa dari total 1.329 siswa; PMT 200 orang dengan rincian PMT Ibu hamil sebanyak 50 orang; PMT Balita 50 orang; PMT Anak sekolah 100 orang serta PKH sebanyak 350 orang.
Kota Cirebon memiliki capaian gizi yang baik di tingkat nasional. Standar batasan masalah gizi masyarakat pada tingkat provinsi dengan kategori Balita gizi kurang mencapai 14,5% di bawah angka nasional 17,8%. Kategori badan pendek mencapai 25,1% di bawah angka nasional 27,5%, dan kategori Balita kurus mencapai 7,5% di bawah angka nasional 11,1%.
Selain itu, dari 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, hanya ada 5 Kabupaten/kota dengan prevalensi gizi kurang, yakni <10%, sedangkan kategori Balita pendek ada 4 Kab/kota dengan prevalensi <20%, dan kategori Balita kurus, tercatat 6 Kabupaten/kota dengan prevalensi <5%.
Sedangkan pada tingkat Kabupaten/Kota di Cirebon memiliki prevalensi 16,5% untuk kategori Balita gizi kurang. Balita pendek 29%, dan Balita kurus 5,5%. Sayangnya, angka status gizi tersebut masih di atas standar batasan yang ditetapkan WHO, yakni <10% untuk kategori Balita gizi kurang, <20% kategori Balita pendek, dan <5% untuk Balita kurus.
“Diharapkan masyarakat Indonesia memahami pentingnya pemenuhan gizi yang baik, selain itu juga memiliki karakter, perilaku, akhlak yang baik sehingga akan mampu bersaing dengan negara lain,” tegas Presiden RI.
Pada kesempatan ini, Presiden RI tak lupa mengingatkan warga Indonesia untuk mulai membiasakan diri memanfaatkan pelayanan primer seperti Puskesmas untuk pengobatan serta cek kesehatan secara rutin.
Kunjungan Kerja Menteri Kesehatan RI
Sebelum mendampingi Presiden menyerahkan KIP, PMT, dan PKH, KIS, Menkes RI Nila F. Moeloek melakukan kunjungan di Puskesmas Gunung Sari, Cirebon dan RSUD Gunung Jati. Di sana Menkes bersama dengan Dirjen Kesmas Kemenkes RI, Dirut RSUD Gunung Jati dan 22 kepala Puskesmas di Kota Cirebon saling berdiskusi mengenai peningkatan pelayanan primer Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga dan Germas.
Menkes menyampaikan bahwa Puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang dapat dikunjungi untuk peningkatan kesehatan mulai dari screening sampai pengobatan.
“Jangan sakit sedikit langsung ke RS, diharapkan masyarakat mau datang ke Puskesmas bukan hanya ketika telah sakit tetapi dapat juga untuk cek kesehatan secara rutin,” ujar Menkes.
Di kota Cirebon terdapat 307.500 jiwa penduduk dan 85,7% telah mengijuti program JKN. Puskesmas serta RS Pemerintah juga telah menerapkan program Pendekatan Keluarga dan Germas. Bidan dan Dokter bersama saling mendampingi, jika ada masyarakat yang memiliki risiko penyakit dapat dirujuk ke RS.
Menutup arahannya, Menkes Nila berharap tidak banyak pasien di RS untuk berobat, Puskesmas dapat berperan penting untuk mendekati keluarga sehingga akan tahu dari hulunya persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013