Banyumas, 16 Juni 2017
Jumat pagi (16/6) Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, menyaksikan penyerahan bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara simbolis kepada Ibu hamil, Balita, dan anak sekolah. PKH dan PMT diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Alun-alun Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (16/6).
Presiden menyatakan bahwa gizi merupakan hal yang sangat penting. Harus diperhatikan pemenuhannya mulai di dalam kandungan, Balita bahkan anak sekolah. Menurut Presiden, gizi sangat fundamental karena menyangkut kesehatan anak-anak Indonesia.
“Pertama, anak-anak kita biar sehat. Kedua, anak-anak kita juga akan jadi pinter kalau gizinya cukup”, kata Presiden.
Selanjutnya, Presiden Jokowi berpesan agar anak-anak diberikan makanan tambahan, anak-anak juga membutuhkan asupan protein yang penting untuk tumbuh kembangnya.
“Jadi, selain diberi roti biskuit, tolong juga berikan telur, berikan ikan, daging, entah ayam atau sapi, juga sayur-sayuran buat anak-anak kita. Penting itu”, imbuh Presiden Jokowi.
Di sela-sela kunjungannya, Presiden memberikan pertanyaan kepada ibu-ibu yang membawa Balita dan mampu menyebutkan lima nama ikan sumber protein keluarga, baik ikan air tawar maupun air laut. Lalu, Presiden mempersilahkan seorang ibu bernama Ibu Nuryati yang membawa anak untuk naik ke atas pentas. Ada yang menarik dari percakapan di atas pentas tersebut.
“Ibu Nuryati, anaknya sering diberi ikan, ndak?”tanya Presiden.
“Jarang. Kalau punya uang”, jawab Nuryati.
“Waduh, emang gak ada ikan di pasar?” tanya Presiden lagi.
“Banyak ikan, uangnya yang jarang. Kalau telur hampir setiap hari. Mampunya beli telur”, jelas Nuryati.
“Digonta-ganti, telur, ikan gitu. Kalau daging diberi?”, selidik Presiden Jokowi.
“Kalau daging, jarang. Engga pernah beli, kalau pas lebaran saja. Paling kalau lebaran saja, dapet gratis. Sekarang malah enggak mampu beli”, tutur Nuryati lagi.
“Daging itu, meskipun sedikit anak-anak yang masih kecil-kecil ini tolong diberi. Sedikit saja. Jangan hanya setahun sekali. Ya, sudah tapi itu roti biskuitnya tolong diberikan ya kepada anaknya. Sekarang silahkan dijawab pertanyaan saya”, kata Presiden Jokowi.
“Ikan kembung, ikan mujair, ikan cupang, ikan koki dan ikan arwana”, tutur Nuryati.
“Yang saya maksud, ikan yang bisa dimakan gitu, Bu”, ujar Presiden Jokowi sambil tertawa.
“Ikan kembung, ikan mujair, ikan patin, ikan lele, dan ikan bogo (baca: gabus)”, jawab Nuryati lantang.
“nggih, pun. Sepedanya silahkan diambil”, kata Presiden disambut senyum dan ucapan terima kasih Nuryati.
Percakapan tersebut menunjukkan bahwa orang tua merupakan penentu keberhasilan pemenuhan gizi anaknya. Dari percakapan ini membuktikan, faktor non kesehatan seperti ekonomi besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan orang tua dalam memilihkan jenis makan yang akan dikonsumsi anaknya.
“Gizi anak-anak kita ini harus kita perhatikan betul. Jangan sampai ada anak yang stunting (pendek). Kalau gizinya kurang pasti akan ke sana pertumbuhannya”, terang Presiden Jokowi.
Untuk itu, orang tua harus mengetahui dan memahami beragam jenis protein agar dapat memberikan anaknya sumber-sumber protein yang beragam secara kreatif agar terpenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya sesuai dengan kemampuan keluarga.
Presiden sangat mengharapkan agar generasi Indonesia dua puluh tahun ke depan merupakan generasi yang cerdas dan unggul karena persaingan antar bangsa pada masa tersebut akan sangat ketat.
“Anak-anak kita harus pintar semuanya. Karena persaingan antar negara nanti ketat sekali. Anak-anak gizinya harus baik, agar sehat dan pintar semuanya. Saya titip itu!”, pesan Presiden Jokowi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH