Madinah, 30 Juli 2017
Oleh: Prawito
Siapa sih yang tak suka dengan wanita muda dan cantik ? saya menyakini semua suka, bukan hanya kaum pria, tapi wanita sendiri juga sangat menyukainya, kalau dirinya muda dan cantik, bahkan pinginnya terus muda dan cantik, kalau bisa. Ngak percaya, cobalah kepada kaum hawa, beri dia pujian. Susi, kau hari ini begitu cantik, lebih muda dan kereeeeen banget…Apa kata susi, ah….masa sih…, terima kasih, terima kasih, terima kasih, kalau begitu. Setelah itu, dia langsung mencari cermin besar, Dia akan putar kanan, kiri, depan, belakang, hatinya berbunga-bunga, hidungnya mekar dan sepanjang hari terus bercermin. Apalagi yang memberi pujian laki-laki dambaan hati, langsung pinsan, klepek-klepek.
Nah, di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi ini ada 150 orang tenaga pendukung kesehatan (TPK) sebagian wanita, muda dan cantik. Sekalipun menggunakan busaha muslimah, bahkan bercadar, tetap tampak aura kecantikan itu, kata Rizki salah satu petugas PPIH, dalam obrolan makan malam. Mereka bersama petugas yang lain, membantu sukseskan penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia tahun ini.
Salahkah memilih mereka untuk membantu kita ? tentu tidak. dr. Eka Kapus Kesehatan Haji, berulang kali juga menyebut, akan merekrut TPK yang muda dan cantik, ternyata benar, bukan hanya basa-basi. Mereka ada yang dokter gigi, perawat, guru dan mahasiswi. Kerennya lagi, mereka anak anak yang lahir di Arab Saudi, bahasa Arab lancar, tapi bahasa Indonesia terbata-bata. Mereka ini banyak ditempakan di Tim Promotif dan Preventif (TPP), termasuk saya ada disitu. Wah, ini ujian iman, dalam hatiku.
Kisah wanita muda dan cantik ini saya informasikan ke istri di tanah air, apa komentarnya, awas…hati, hati…!. Ini tanda bahaya. Apalagi satu rumah, satu pondokan, terus ketemu saat rapat, kerja lapangan dan seterusnya. Pepatah jawa, mengatakan witing tresno jalaran soko kulino. Tumbuhnya benih-benih cinta dalam hati itu, karena sering ketemu, Nah lho…? terus gimana dong, pulang ke tanah air lagi, ngak usah melanjutkan tugas…
Ingatkah kisah Nabi Yusuf di Istana Siti Zulaikha…? Yusuf ganteng, Zulaikha cantik, satu atap, tiap hari melihat, ngobrol, bahkan makan bareng bersama keluarga. Yusuf panas dingin, Zulaikha, jantungnya nyaris pecah, saat metap gantengnya Yusuf. Bisa salah tingkah, melihat salah, ngak mau lihat, kok ya mencolok mata, serba repot. Mau diusir kok kasian, eman-eman juga, he.he..he… Di luaran sana orang berebut, masa sudah di dalam, harus di usir, karena menjaga finah, begitu kira-kira pikiran Zulaikha.
Dalam Qur’an diceritakan, gara gara Zulaikha yang menyukai Yusuf terdengar sampai keluar istana dengan rumor yang ngak karu-karuan, namanya juga rumor, apalagi aslinya, tentu lebih seru dan heboh tho….? Karena Zulaikha semakin terpojok oleh isu luar istana yang semakin menggila.
“Ngak tahu diri, majikan suka sama pembantu. Itu majikan kurang apa coba, harta berlimpah, suami punya, ganteng, kaya, raja lagi, kok bisa-bisanya mencintai pembantunya sendiri, yang ngak jelas dan entah berantah asalnya”, begitu guncangan hati Zulaikha.
Ngak tahan dengan rumor luar istana, Zulaikha ingin tahu, kalau yang senang menyebar rumor itu lihat sendiri bagaimana reakasinya. Maka, dibuatlah sayembara memotong apel, pesertanya para wanita, tua, muda, cantik, kurang cantik atau tidak cantik, semua diundang lengkap, utamanya wanita-wanita yang paling nyinyir menyebar isu. Setelah semua wanita memegang pisau tajam dan satu buat apel, hitungan dimulai, semua siap memotong apel sesuai ketentuan. Setelah mereka siap motong apel, Yusuf diminta ke luar untuk menyapa para tamu yang ikut kontes potong buah apel.
Asalamualaikum. Apakabar ibu-ibu, selamat mengikuti lomba potong apel ya…semoga menjadi juara. Sontak peserta terbelalak matanya, ngak konsen lagi dengan urusan potong buah apel. Mata mlotot, mengikuti arah berjalannya Yusuf, sesuai skenario Zulaikha, mondar-mandir seperti kontes kecantikan. Tak terasa, pisau-pisau tajam itu telah beralih mengiris, jari, jempol dan telunjuk mereka, tanpa ampun. Anehnya, mereka baru nyadar, tanganya terpotong, setelah Yusuf menghilang dari pandangan matanya.
Setelah itu, Zulaikha berkata, bagaimana menurutmu, gantengkan Yusuf ? Aku sering kau gambarkan sebagai istri yang ngak tahu diri ? Padahal kalian baru sekali lihat, hanya beberapa detik, perilakumu sudah ngak jelas, jempol, telunjuk tangan kau iris sendiri, sampai tak terasa sakit. Kalian sudah ngak waras, masa hanya hitungan detik lihat yusuf, rela tangamu kau korbankan ? Bagaimana dengan saya yang setiap menit, jam, hari, minggu, bulan dan bahkan tahunan bertemu, ngobrol dan makan bersamanya ?
Mendengar komentar Zulaikha, peserta tak mampu berkata-kata. Jangankan berkata-kata, sekata saja tak terucap. Mereka bisu, terdiam, sunyi, senyap, satu persatu meninggalkan acara lomba potong apel tanpa kata. Entah apa yang peserta pikirkan. Pastinya mereka harus segera ke dokter Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Arab Saudi, untuk berobat luka yang masih berdarah-darah. Apakah dokter Ika, dr.Rizki, dr.Firdaus di IGD mau bantu, Ah nglantur….
Sekali lagi, salahkah pak Eka memilih wanita muda dan cantik itu ? tidak…!. Justru salah kalau memilih nenek-nenek, hanya karena ingin menghindari fitnah. Apalagi kalau kemudian diperiksa oleh Inspektur Jenderal, BPK dan KPK, tentu sulit memberi alasan pemilihan nenek-nenek itu. Bayangkan, jangankan untuk membantu pekerjaan, menjadi tenaga promosi kesehatan, mengurus dirinya saja mungkin kewalahan. Sebentar-sebentar, batuk, pilek, migren, masuk angin, kerokan, bau remason semerbak memenuhi ruangan, pasti jadi temuan, walau mungkin tak mengundang fitnah, Nah lho, mau gimana ?
Obrolan makan malam, dr. Edy Supriyatna, sebagai komandan penyelenggara Kesehatan Haji Madinah, bercerita tentang wanita muda dan cantik. Dia bilang, kalau melihat wanita cantik, harus dibarengi dengan ucapah Masya Allah Tabarakallah. Kita memuji Allah yang menciptakan keindahan, bukan mengagumi sesama ciptaanNya. Sebagian pendengar tampak gagal paham, berkrenyut dahinya. “Bagaimana mengagumi pencipta, yang kelihatan wanita muda dan cantik”, begitu gumannya. Mungkin ilmunya belum selevel dr. Edy, jadi jaka sembung naik ojek, ngak nyambuk jek….
Menurut dr. Edy, Iman manusia itu, naik turun. Ngak ada jaminan tetap stabil, kuat hadapi godaan, apalagi kalau iman lagi ngedrop, berat. Untuk itu, setiap selasa malam, kita kumpul bersama, makan menu yang beda dari biasanya, kemudian saya sudah tunjuk pak Prawito untuk kultum dan doa bersama, sebagai wasilah saling mengingatkan.
Mendengar perintah itu, langsung cuiiiing….berat, berat, berat… Baru menulis wanita muda dan cantik saja, sudah kelewatan shalat subuh berjamaah di Masjid, begitu lihat jam sudah 04.35 waktu Arab Saudi, padahal waktu subuh 04.22, azan ngak kedengaran, hebat, setan sudah tutup kupingku, Astagfirullahaladzim 1000 x …..
Yusuf itu Nabi, Zulaikha itu wanita shalihah, lalu kita ini siapa ? Nabi bukan, orang shaleh..? Apalagi Prawito, bukan siapa-siapa, mudah banget lupa dan khilaf. Ketika itu, Yusuf berdoa, “Ya…. Allah, sungguh hambaMu ini juga naksir dengan Zulaikha, tapi karena Engkau tancapkan Iman di dadaku, aku terlindung dari kemaksiatan mengancamku”,.Yusuf selamat dari godaan Zulaikha, walaupun harus masuk penjara, pada episode berikutnya. Kemudian Yusuf, berdoa lagi.. “Ya …Allah, penjara lebih aku sukai, dari pada bermaksiat kepadaMu”.
Tak mungkin jadi Malaikat, yang selalu taat, kita sudah dicipta sebagai manusia, yang sifatnya lemah, tempat salah dan khilaf. Hanya doa, saling mengingatkan dan ikhtiar berbuat baik untuk sesama, semampunya. Seperti ibu Menkes yang baik hati, mau tahu ceritanya, bersambung…