Palu, 19 Oktober 2018
Seminggu jelang tanggap darurat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI upayakan perbaikan kesehatan masyarakat dari segi kesehatan lingkungannya.
Upaya tersebut dilakukan melalui penyemprotan desinfeksi kembali sebanyak 6 kali di Kampung Petobo, Palu. Selain itu, terkait sanitasi dan air bersih, dilakukan penelusuran di lokasi pengungsian Petobo dengan jumlah pengungsi terbanyak sekitar 4000 jiwa.
Hasilnya, kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi dalam waktu dekat adalah air bersih cukup untuk air minum dan keperluan memasak serta untuk MCK. Maka, dilakukan dropping air dari truk tangki dari KemenPUPR dan PMI serta dibantu beberapa relawan.
Terkait air minum, dropping air mineral dalam botol dan galon dari Kalimantan Selatan sementara mencukupi kebutuhan warga pengungsi. Dilokasi pengungsian di Petobo telah dipasang 1 unit alat pengolahan air minum bantuan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan suplai air dari perpipaan PDAM.
Namun belum beroperasi optimal karena terbatasnya pasokan air perpipaan dari PDAM yang terpasang ke alat tersebut. Kendala lain juga masyarakat pengguna tidak diajari untuk merawat alat tersebut.
Masalah yang muncul di lokasi pengungsian Petobo adalah manajemen sampah yang sementara di bakar untuk meminimalisir adanya lalat. Solusinya, telah dilakukan penyemprotan lalat 1 kali pada minggu lalu.
Di samping itu, Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng menindaklanjuti hasil uji kualitas air yang telah diambil minggu lalu di Poltekkes sebagai dasar untuk klorinasi. Selanjutnya akan dilakukan klorinasi di bak-bak penampung air bersih yang telah diambil sampelnya.
Selanjutnya, Kemenkes bersama dengan Dinkes dan mitra WASH akan memetakan akses air dan sanitasi serta kemungkinan munculnya kasus diare.
Upaya lainnya, pada tanggal 7 hingga 13 Oktober 2018 Kemenkes melakukan desinfeksi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi. Sebanyak 17 wilayah yang telah didesinfeksi saat itu.
Wilayah tersebut di antaranya, pengungsian dan rumah sakit. Di Kota Palu telah dilakukan desinfeksi di 11 tempat, di Kabupaten Sigi 2 tempat, dan Kabupaten Donggala 1 tempat. Dilakukan pula desinfeksi lalat di satu tempat pengungsian di Kabupaten Sigi dan Palu.
Selain itu, dilakukan juga fogging di pengungsian Vatulemo dan Petobo. Mereka juga bekerjasama dengan tim Nusantara Sehat untuk mengambil sampel air.
Sasaran pengambilan sampel adalah di PDAM Kawatuna, Kota Palu. Sebanyak 2 titik sampel sebagai sumber air yang digunakan oleh sebagian pengungsi di Kota Palu, di Pos Pengungsian Petobo sebanyak 1 titik sampel sebagai salah satu tempat distribusi air bersih di pengungsian.
Kemenkes juga telah memasang Water Treatment untuk pengungsi pada 10 Oktober 2018
Dampak dari bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tidak hanya terjadi pada masyarakat, namun juga pada ketersediaan air bersih terutama untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Dengan kejadian gempa dan tsunami memungkinkan air yang ada telah tercemar sehingga rawan menimbulkan penyakit seperti diare bila dikonsumsi.
Akibatnya, selain bencana alam, mereka juga akan mengalami bencana kesehatan. Karena itu, dalam hal ini subcluster Kesehatan Lingkungan berupaya mencegahnya dengan memasang alat water treatment pada air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Sementara ini pemasangan alat tersebut dilakukan di dua lokasi, yakni lokasi pengungsian Kelurahan Taweli dan Puskesmas Balaroa, Kota Palu.
Sebanyak 5 alat water treatment yang dibawa oleh tim dari subcluster Kesehatan Lingkungan. 3 alat di antaranya dipasang pada Kamis (11/10) dan seterusnya. Ketiga alat itu dipasang di Kabupaten Donggala.
Air yang mengalir melalui water treatment itu bisa diminum secara langsung. Namun tidak semua air bisa dipasangi alat tersebut kemudian dikonsumsi, hanya air yang keluar dari tanah seperti air sumur atau air mata air dari pegunungan.
Diharapkan pemasangan water treatment itu dapat dilakukan di semua wilayah terdampak, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan terutama yang bersumber dari air dapat dicegah dan tidak menyerang masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM