Jakarta, 15 November 2019
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Direktorat P2PTM) menyelenggarakan acara Temu Blogger di Aula Siwabessy, Jakarta.
Hadir sebagai narasumber, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putrie Arianie mengatakan bahwa diabetes bisa ditanggulangi dengan melakukan deteksi awal.
“Untuk penyakit tidak menular cukup 3 ini saja yang dikerjakan dengan deteksi dini seperti cek tekanan darah, gula darah, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)/lingkar perut secara rutin kalau anda memiliki faktor risiko seperti merokok, mager, makan sembarangan dan obesitas. Minimal satu bulan sekali. Buat apa? minimal kalo tidak bisa mengurangi jangan menambah,” terang Cut.
Perlu diketahui bahwa 3 dari 10 orang Indonesia yang tahu dirinya menderita PTM, selebihnya tidak mengetahui jika dirinya sakit PTM karena tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi komplikasi. Dari 3 orang tersebut hanya ada 1 orang yang berobat secara teratur. Karenanya pencegahan dini merupakan upaya antisipasi agar tidak terjadi komplikasi yang semakin buruk, yang berakibat pada produktivitas dan pendapatan berkurang, sehingga daya saing SDM pun juga akan rendah.
Selain pencegahan dini, Cut juga mengajak masyarakat untuk membudayakan gerakan hidup sehat. Pembudayaan GERMAS bisa dilakukan dengan cara-cara yang sederhana dan mudah dilakukan.
“Bagaimana cara mencegah PTM? Simpel saja. Menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), seperti aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, jangan hari Jumat saja, kalau bingung jalan kaki aja minimal 10.000 langkah sehari, Car Free Day (CFD) dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dr. Cut.
Lebih lanjut, Cut mengatakan bahwa kendati pencegahannya cukup mudah namun masyarakat sulit untuk melakukan upaya-upaya pencegahan faktor risiko diabetes. Hal ini dikarenakan ada aspek kebiasaan yang sudah tertanam sangat lama, kemudian diubah dengan kebiasaan yang baru, yang pada akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan.
“Sulit mungkin bagi yang sudah addict, tapi harus kalau dia masih mau menjaga kesehatan dan tidak menjadi penderita PTM. Lalu aktivitas fisik, dari yang biasanya parkir dekat, terus harus parkir jauh pasti ngak mau. Yang biasanya naik motor atau mobil lalu diminta pakai kaki untuk jalan supaya beraktivitas fisik, pasti ngak mau. Tentu ini ngak mudah, karena berkaitan dengan lifestyle, makanya butuh komitmen untuk berubah,” ungkapnya.
Kementerian Kesehatan terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah diabetes yakni melakukan edukasi dan informasi kesehatan kepada masyarakat tentang cara hidup sehat, menghimbau pengendalian konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL), mendorong konsumsi tinggi serat seperti buah dan sayur, jaga keseimbangan kalori, perlindungan khusus dengan perlindungan terhadap bahaya (imunisasi, pengendalian Gula, Garam dan Lemak, dan KTR), kemudian yang terakhir pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. Langkah tersebut, diharapkan mampu mengurangi faktor risiko penyakit diabetes sehingga derajat kesehatan masyarkat yang setinggi-tingginya bisa tercapai.
Menutup paparannya, Cut berharap peringatan Hari Diabetes Sedunia tahun 2019 sebagai awal untuk membudayakan perilaku hidup sehat.
“Mudah-mudahan momentum hari ini akan mengingatkan kita semua untuk menerapkan hidup sehat untuk cegah diabetes,” tandasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.