Salah satu pekerjaan rumah bagi Kementerian Kesehatan adalah target Millenium Development Goals (MDGs) di bidang HIV-AIDS, karena hampir di seluruh wilayah Indonesia, angka temuan kasus infeksi HIV masih meningkat.
Demikian penggalan pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat membuka Pertemuan Konsultasi Nasional tentang Penggunaan Strategis Atiretroviral (ARV) untuk Pengobatan HIV di Jakarta (20/3). Pertemuan yang merupakan hasil tindak lanjut dari kunjungan Executive Director of UNAIDS, Michael Sidibé, pada oktober 2012 lalu. Kegiatan ini dihadiri oleh HIV Director of WHO Headquarter, Dr. Gottfried Himschall; WHO Representative Indonesia, Mr. Kanchit Limparkarnjanarat; UNAIDS Regional Support Team in Asia Pasific, Mr. Steven Kraus; dan Executive Director of UNAIDS for Indonesia, Mr. Cho Kah Sin.
“Terus terang, di satu pihak saya senang, peningkatan ini dikarenakan jumlah test yang semakin meningkat”, ujar Menkes.
Menurut Menkes, jumlah test HIV meningkat tiga kali lipat dari 300.000 orang pada 2009, menjadi hampir 900.000 orang pada 2012. Menkes menambahkan, jumlah ini menandakan bahwa kerjasama antara Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kemkes RI, Dinas Kesehatan di daerah dengan populasi dan jaringan komunitas sudah semakin baik.
Lebih lanjut, Menkes menyatakan bahwa sudah diputuskan bahwa penanggulangan AIDS dilakukan bersama-sama dengan Tuberkulosis (TB) dan malaria. AIDS kini tidak lagi dipandang sebagai sebuah penyakit luar biasa yang harus ditangani secara terpisah.
“Jangan ada lagi pemikiran AIDS adalah penyakit yang ada di kalangan pekerja dan pelanggan seks saja. Kini, AIDS sudah banyak ditemukan di kalangan masyarakat umum, pada ibu rumah tangga, bahkan ibu hamil”, terang Menkes.
Menkes menerangkan bahwa hal sederhana yang harus dilakukan, antara lain: early diagnosis, yaitu peer group dapat mendorong masyarakat untuk tidak berperilaku berisiko dan termotivasi untuk mengikuti screening atau tes; dan early treatment, yaitu semua yang telah positif terinfeksi HIV bisa diberikan antiretroviral (ARV) pada masa awal, saat jumlah CD4 masih di atas 350 sel/mm3.
“Karena pada saat itu, masih dalam kondisi sehat dan beraktifitas seperti biasa, sehingga masih memungkinkan untuk berperilaku yang berisiko”, tambah Menkes.
Dalam sambutannya, Menkes juga menyampaikan bahwa Indonesia sedang berupaya untuk membeli artipla pada trimester keempat tahun 2013. Diharapkan, saudara-saudara kita yang terinfeksi HIV, dapat memulai single dose yang merupakan kombinasi dari 3 ARV. Sehingga kualitas hidupnya bisa lebih bagus, dan yang lebih penting adalah dapat menurunkan risiko penularannya.
Penanggulangan AIDS merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Karena itu, dibutuhkan dukungan seluruh masyarakat dan kerjasama berbagai pihak untuk dapat mencapai target tersebut. Pada kesempatan tersebut, Menkes mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan bangsa dari ancaman HIV-AIDS.
“Untuk dapat mencapai Getting Zero Infection, Zero AIDS Related Death, and Zero Stigma Discrimination, mari tingkatkan upaya pencegahan yang efektif, tingkatkan jumlah orang yang membutuhkan VCT di layanan kesehatan, dan tingkatkan jumlah ODHA yang mendapatkan ARV sejak dini. Terakhir, jangan ada lagi diskriminasi”, tegas Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline