Jakarta, 5 November 2015
Pekerja perempuan merupakan kelompok yang rentan terhadap anemia gizi utamanya karena kekurangan zat besi. Untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan dan perhatian yang khusus, baik sebelum hamil maupun saat hamil agar kondisinya prima dan siap menjadi calon ibu.
Di Indonesia terdapat hampir 40 juta pekerja perempuan dan 25 juta diantaranya dalam usia reproduksi (BPS, 2012). Oleh karena itu, perlindungan terhadap kesehatan reproduksi dan gizi para pekerja perempuan ini perlu ditingkatkan.
Demikian sambutan Menkes RI, Prof. dr. Nila Djuwita Moeloek, Sp.M (K) pada acara High Level Meeting Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) di Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (5/11).
Pertemuan yang diselenggarakan atas kerjasama Kemenkes dengan ILO tersebut bertujuan untuk memperoleh komitmen dan dukungan para buyer dalam pelaksanaan program GP2SP. Selain itu, pelaksanaan pertemuan ini bertujuan agar buyer dan perusahaan dapat berkontribusi untuk keberlanjutan program GP2SP di tempat kerja.
Lebih lanjut, Menkes mengatakan, dengan banyaknya jumlah pekerja perempuan Indonesia di usaha kecil, menengah dan skala besar, gerakan ini dapat menjadi salah satu upaya terobosan yang strategis untuk mengurangi permasalahan-permasalahan tersebut di atas.
“Program GP2SP diarahkan pada pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan, pemeriksaan kesehatan pekerja perempuan, pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan, peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja dan penanggulangan penyakit menular (PM) dan tidak menular (PTM)”, kata Menkes.
Berdasarkan penelitian oleh Balai Besar Kesehatan Masyarakat Bogor di beberapa Industri Menengah dan besar di Kabupaten Bogor, menunjukan 40% pekerja perempuan anemia. Rendahnya status kesehatan dan gizi pekerja perempuan juga disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan mereka. Hal ini sesuai dengan data BPS tahun 2010 yang menunjukkan 50,37% pekerja perempuan berpendidikan SD ke bawah.
Selain itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, ditemukan bahwa proporsi anemia kelompok umur 15-64 tahun berkisar antara 16,9% – 25% sedangkan Proporsi Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS (Wanita Usia Subur) yang sedang hamil 17,3% – 38,5% dan tidak hamil 10,7% – 46,6%. Selain itu, Obesitas pada perempuan berusia di atas 18 thn adalah 32,9%.
Dihadapan peserta pertemuan Menkes menyampaikan harapan kepada para pengusaha agar dapat melaksanakan upaya-upaya yang khususnya memperhatikan pekerja wanita. Harapan Menkes kepada para pengusaha diantaranya adalah (1) Menyediakan jaminan kesehatan bagi seluruh pekerja dengan manfaat yang menyeluruh – termasuk pelayanan kesehatan reproduksi – baik yang diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan perusahaan maupun bermitra dengan pihak ketiga; (2) Melakukan penanggulangan anemia gizi besi pada pekerja perempuan dengan pemberian tablet tambah darah, obat cacing dan obat lainnya sesuai penyebabnya; (3) Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi bagi pekerja perempuan mulai dari sebelum hamil, hamil dan setelah melahirkan; (4) Memberikan kelonggaran waktu untuk mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan – termasuk kesehatan reproduksi yang menjadi mitra perusahaan sesuai dengan kebutuhan pekerja dan memenuhi hak-hak pekerja perempuan antara cuti bersalin; (5) Menyediakan tempat untuk menyusui bayinya atau memerah ASI berupa ruang ASI di tempat kerja, sehingga hak bayi untuk mendapat ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dapat diwujudkan; dan (6) Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit menular (PM) dan penyakit tidak menular (PTM)
Tentang Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GPPSP) merupakan revitalisasi dari Gerakan Pekerja Wanita Sehat Produktif (GPWSP) yang dicanangkan oleh wakil Presiden RI Tri Sutrisno pada tanggal 14 November 1996. Program ini dicanangkan kembali pada tanggal 28 November 2012 dan merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
Program GP2SP diarahkan pada pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan, pemeriksaan kesehatan pekerja perempuan, pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan, peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja dan penanggulangan penyakit menular (PM) dan tidak menular (PTM). Pelaksanaan program ini selain bermanfaat bagi pekerja karena status kesehatan dan gizinya meningkat juga bisa menguntungkan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021)52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.