Belimbing wuluh dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) bukan sekadar penyedap rasa dalam masakan, tetapi secara etnomedisin menjadi tumbuhan untuk pengobatan tradisional. Merujuk naskah ilmiah yang telah dipublikasikan (1995 hingga 2015) yang diambil dari Medline, PubMed, EMBASE, dan basis data Science Direct, artikel dan laporan yang diterbitkan, mencakup literatur tradisional dan ilmiah yang berkaitan dengan peran potensial belimbing wuluh baik buah, daun, maupun bunganya, dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Klaim tradisional, serta peran khasiat belimbing wuluh dalam pengobatan berbagai penyakit menular dan tidak menular, telah dikonfirmasi oleh beberapa penelitian ilmiah yang relevan. Berbagai penelitian farmakologi termasuk penelitian in vitro dan in vivo (hewan) telah dilakukan pada daun dan buah belimbing wuluh.
- Antimikroba
Belimbing wuluh bukan sekadar buah, tetapi juga memiliki sifat antimikroba yang dapat menghancurkan mikroba penyebab infeksi dengan senyawa saponin, flavonoid, alkaloid, dan tanin yang terkandung di dalamnya. Menurut Katzung dan Hartini (2012), saponin adalah senyawa yang memiliki tegangan permukaan yang kuat dan berperan sebagai antimikroba dengan mengganggu kestabilan membran sel bakteri yang menyebabkan lisis sel bakteri tersebut.
Flavonoid yang dapat menangkap radikal bebas, berperan sebagai superantioksidan yang juga memiliki aktivitas antiinflamasi, mencegah kerusakan oksidatif serta memiliki aktivitas antikanker yang kuat berdasarkan hasil penelitan Valsan dan Raphael dalam South Indian Journal of Biological Science (2016).
- Mampu Mengatasi Asam Urat dan Kolesterol
Menurut Lee dkk., dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry (2015) saponin yang terkandung di dalam buah juga memiliki aktivitas antiinflamasi karena telah terbukti dapat menghambat pelepasan zat-zat proinflamasi yang distimulasi oleh lipopolisakarida. Serat yang terdapat di dalamnya juga membantu mengikat kolesterol dan membuangnya dari tubuh, sehingga dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
- Antidiabetes, Mampu Mengatur Kadar Gula Darah
Kandungan flavonoid dalam buah ini membantu mengontrol aktivitas insulin dalam tubuh sesuai hasil penelitian Kopustinskiene, dkk. dalam Nutrients (2020). Aktivitas antioksidan dapat menekan aktivitas enzim α-glukosidase yang meningkatkan kadar glukosa darah. Efek sinergis dari beberapa metabolit sekundernya juga dapat menurunkan kadar gula darah (Solikhah dkk. 2020; Nufus dkk. 2021).
- Antihipertensi, Membantu Mengelola Hipertensi dan Kesehatan Jantung
Mengonsumsi rebusan belimbing wuluh secara teratur dapat membantu mengontrol tekanan darah dalam tubuh, sehingga mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi). Antioksidan dan protein yang terdapat dalam buah ini bekerja sama untuk menurunkan tekanan darah.
Kalium membantu menurunkan tekanan darah, sedangkan serat membantu menurunkan kadar kolesterol dan glukosa darah sehingga sirkulasi darah dari dan menuju jantung seimbang. Vitamin C bersama saponin, tanin, dan terpenoid juga membantu mengurangi peradangan dan mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Kandungan ini bekerja dengan merelaksasi otot jantung dan melebarkan arteri, vena, serta kapiler menurut hasil riset Garg dkk., dalam Indian Journal of Pharmaceutical Sciences (2022).
- Menyembuhkan Batuk
Belimbing wuluh juga ampuh mengatasi batuk dan pilek. Kandungan saponin triterpen dalam buah ini dapat memberikan efek antitusif dan ekspektoran yang membantu menyembuhkan batuk (Lee dkk., 2015). Saat terkena serangan batuk pilek, Anda dapat mencoba menggunakan belimbing wuluh sebagai obatnya.
- Mengatasi Jerawat
Menurut laporan hasil penelitian Fahrunnida & Pratiwi dalam Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (2015), saponin merupakan senyawa alami yang memiliki sifat pembersih dan antimikroba dan dapat ditemukan dalam belimbing wuluh. Senyawa ini membantu membersihkan pori-pori kulit dan mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
Yuk, Menanam Belimbing Wuluh
Jika Anda tertarik dengan tumbuhan ini, maka penting untuk mengetahui bagaimana cara menanam belimbing wuluh dengan tepat. Merujuk buku Budidaya Belimbing Wuluh oleh Nazarul Ahmad (2015), berikut ini beberapa langkah untuk menanam belimbing wuluh:
Pertama, mempersiapkan bibit belimbing wuluh sebelum proses penanaman. Lakukan pembibitan dengan benar sesuai dengan metode yang Anda pilih hingga bibit belimbing tumbuh dengan baik.
Kedua, memilih lahan tanam yang sesuai. Belimbing wuluh dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-500 mdpl sehingga tidak cocok jika ditanam di pegunungan. Tumbuhan ini dapat panen dengan baik pada permukaan tanah yang gembur dan subur. Anda bisa membuat lubang tanam sebesar 30 cm x 30 cm dengan kedalaman 50 cm, dan berilah jarak minimal 6 meter antartumbuhan.
Ketiga, tanam bibit ke lubang tanam bagian tengah agar akarnya dapat berkembang secara merata. Setelah itu, timbun bibit dengan tanah agar bibit tidak mudah tumbang, lalu siram bibit tumbuhan secara rutin sampai akar dan tunasnya muncul.
Setelah penanaman, Anda harus melakukan pemeliharaan agar belimbing wuluh bisa tumbuh dengan baik. Tumbuhan harus selalu mendapatkan sinar matahari secara langsung. Pemeliharaan juga dilakukan dengan rutin, misalnya dengan menyiramnya minimal 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Kemudian, lakukan penggemburan tanah setidaknya satu bulan sekali agar media tanam tidak keras. Penting juga untuk selalu memangkas pucuk pohon agar tidak tumbuh berkeliaran. Selain itu pastikan juga untuk selalu memberi pupuk secara rutin pada tanaman belimbing wuluh.
Penulis: Redaksi Mediakom