Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 17/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Berhenti Merokok Kurangi Risiko Diabetes

Rokom by Rokom
08 Januari 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Berhenti Merokok Kurangi Diabetes

Berhenti Merokok Kurangi Diabetes

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Hasil penelitian WHO dan Federasi Diabetes Internasional menemukan hubungan kuat antara merokok dan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2. Dapat dicegah dengan berhenti merokok.

 

Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Federasi Diabetes Internasional (IDF), dan University of Newcastle, Australia mengungkapkan bahwa berhenti merokok dapat menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 sebanyak 30-40 persen. “IDF sangat menganjurkan masyarakat untuk berhenti merokok untuk mengurangi risiko diabetes dan, jika mereka menderita diabetes, membantu menghindari komplikasi. Kami menyerukan kepada pemerintah untuk memperkenalkan langkah-langkah kebijakan yang akan mencegah orang merokok dan menghilangkan asap tembakau dari semua ruang publik,” kata Akhtar Hussain, Presiden IDF, dalam rilis WHO pada 14 November lalu.

IDF memperkirakan 537 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes. Jumlah ini terus meningkat dan menjadikan diabetes sebagai penyebab kematian kesembilan secara global.

Menurut WHO, diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa darah. Hiperglikemia atau peningkatan gula darah adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.

WHO menjelaskan, ada dua jenis diabetes yang umum dikenal, yakni tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 2 mempengaruhi cara tubuh Anda menggunakan gula sebagai energi. Ia menghentikan tubuh menggunakan insulin dengan benar yang dapat menyebabkan tingginya kadar gula darah jika tidak diobati. Diabetes tipe 2 sebagian besar dapat dicegah dan, dalam beberapa kasus, berpotensi disembuhkan. Adapun diabetes tipe 1 ditandai kurangnya produksi insulin sehingga memerlukan pemberian insulin setiap hari.

WHO mencatat, diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit kronis paling umum di seluruh dunia, mencakup lebih dari 95 persen dari seluruh kasus diabetes. Diabetes tipe 2 merupakan faktor penyebab utama kondisi kesehatan yang parah, seperti kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah. Meskipun demikian, diabetes jenis ini dapat dicegah.

IDF dan WHO menemukan hubungan diabetes dan kebiasaan merokok pada pankreas. Di pankreas ada sel β (beta)  yang bertanggung jawab untuk sintesis dan sekresi insulin. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa nikotin, salah satu komponen yang sangat beracun dalam tembakau, merusak fungsi dan massa sel dan pada gilirannya mempengaruhi produksi insulin dan regulasi produksi glukosa, sehingga berperan penting dalam timbulnya diabetes tipe 2. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa berhenti merokok akan menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 30-40 persen dibandingkan dengan orang yang tidak merokok dan meningkatkan pengelolaan kondisi kronis ini.

Penelitian IDF juga menemukan bahwa penggunaan rokok tanpa asap secara berlebihan atau dalam jumlah besar juga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Hal ini konsisten dengan fakta bahwa penggunaan tembakau tanpa asap menyebabkan kecanduan nikotin dan nikotin yang terkandung di dalamnya berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2 dan kondisi kesehatan terkait lainnya.

Peneliti IDF dan WHO mencatat bahwa penggunaan tembakau merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap penyakit kardiovaskular, yang merupakan komplikasi penting dari diabetes tipe 2, terkait dengan timbulnya komplikasi mikrovaskuler secara dini dan dapat memperburuk komplikasi akibat diabetes tipe 2. Penggunaan tembakau juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang menyebabkan neuropati diabetik (komplikasi diabetes melitus pada ginjal) yang dapat berakhir pada gagal ginjal.

Disertasi Nisrina Sari di Universitas Sumatera Utara yang membandingkan kadar gula darah pada kelompok penderita diabetes melitus yang merokok dan tidak. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar glukosa darah saat puasa, setelah makan siang, dan kadar glukosa yang menempel pada hemoglobin (HbA1c) lebih tinggi pada kelompok perokok yang masing-masing sebesar 64 mg/dl, 58,00 mg/d, dan 0,39 persen dibandingkan dengan kelompok tidak merokok.

Selain hal tersebut, WHO menekankan bahwa kebiasaan merokok juga meningkatkan risiko komplikasi terkait diabetes seperti penyakit kardiovaskular, gagal ginjal, dan kebutaan. Merokok juga memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan risiko amputasi anggota tubuh bagian bawah sehingga memberikan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.

“Para profesional kesehatan memainkan peran penting dalam memotivasi dan membimbing individu dengan diabetes tipe 2 dalam perjalanan mereka untuk berhenti merokok. Pada saat yang sama, pemerintah harus mengambil langkah penting untuk memastikan semua tempat umum dalam ruangan, tempat kerja, dan transportasi umum benar-benar bebas rokok. Intervensi ini merupakan perlindungan penting terhadap permulaan dan perkembangan penyakit ini dan banyak penyakit kronis lainnya,” kata Ruediger Krech, Direktur Promosi Kesehatan WHO.

Strategi Menurunkan Risiko Merokok dan Diabetes

 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memberikan beberapa langkah untuk mencegah diabetes dan risiko yang terkait merokok.

  1. Jalani pola hidup sehat, seperti perbanyak olahraga. Selain menyehatkan tubuh, olahraga juga menurunkan risiko kanker paru-paru, dapat menjaga metabolisme tubuh, dan mengurangi kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas.
  2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, seperti buah, sayur-sayuran, biji-bijian, dan makanan rendah lemak serta rendah karbohidrat. Kandungan dalam buah dan sayur juga sangat penting karena membantu menurunkan kadar gula darah.
  3. Lakukan pengobatan jika sudah telanjur terkena diabetes agar mendapat penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi penyakit lain.
  4. Berhenti merokok adalah cara satu-satunya untuk terhindar dari berbagai macam penyakit seperti peradangan, kanker, penyakit komplikasi seperti gagal ginjal, serta diabetes. Semua aktivitas merokok dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius sehingga pengguna rokok perlu berkonsultasi pada ahli kesehatan untuk menghentikan kegiatan tersebut.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Diet Nabati

Diet Nabati untuk Tubuh dan Bumi

Malanutrisi

WHO Rilis Pedoman Baru Malanutrisi Akut

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

SBY: Saya Yakin Pemerintah Indonesia Bisa Tuntaskan Malaria

17 Juni 2025
Berita Utama

Indonesia Jadi Contoh Sukses Terbaik Perangi Malaria

17 Juni 2025
Berita Utama

Indonesia Serius Eliminasi Malaria: 79% Wilayah Sudah Bebas, Target Nasional Tuntas 2030

17 Juni 2025
Berita Utama

Komitmen Daerah Belum Optimal, Eliminasi Malaria di Papua Masih Terhambat

16 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.