Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 13/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Panduan Pencegahan dan Pengendalian Kumbang Paederus

Rokom by Rokom
29 Maret 2012
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

PENDAHULUAN
Baru-baru ini dilaporkan kasus dermatitis irritans di Surabaya (2012) akibat kumbang Paederus sp. (awam mengenal dengan istilah “Tomcat”).

BIOEKOLOGI Paederus sp.

Klasifikasi taksonomi Paederus sp. sebagai berikut :
Phylum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Coleoptera (kumbang)
Famili : Staphylinidae
Genus : Paederus
Spesies : Paederus littorarius, Paederus Fuscipes

Kumbang ini dikenal dengan nama semut semai, semut kayap (rove beatle), kumbang jelajah dan nama lainnya disetiap wilayah di Indonesia memiliki nama tersendiri.

Umum ditemukan diseluruh dunia, khususnya daerah tropis. Kumbang ini sesungguhnya tergolong serangga berguna karena berperan sebagai predator aktif pada beberapa serangga pengganggu tanaman padi, seperti wereng batang coklat, wereng punggung putih, wereng zigzag, wereng hijau dan hama kedelai.

MORPHOLOGI Paederus sp.

* Berukuran panjang antara 7-10 mm dan lebar antara 0,5 sampai 1 mm.
* Tubuh berbentuk memanjang, terbagi menjadi tiga, yaitu bagian kepala, toraks, dan 3 ruas abdomen.
* Badan berwarna dasar coklat muda.
* Kakinya terdiri atas tiga pasang dan tidak berkuku.
* Bersayap tidak sempurna dan berwarna gelap. Terdiri dari dua pasang, tetapi tidak menutupi seluruh abdomen. Sayap depan mengeras disebut
elitera, dan berfungsi sebagai perisai, sedangkan sayap yang kedua membranus (bening) digunakan untuk terbang (bila kondisi tertentu).
* Bila terancam akan menaikkan bagian perut (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking.
* Berkaki panjang, tipe serangga pejalan cepat.

HABITAT DAN PERILAKU Paederus sp.

* Berkembang biak di habitat yang lembab seperti daun busuk basah dan tanah.
* Daur hidup dari telur – imago selama 18 hari. Stadium telur 4 hari, larva 9,2 hari, prepupa 1 hari, dan pupa 3,8 hari. Lama hidup serangga betina adalah 113,8 hari dan serangga jantan adalah 109,2 hari.
* Kemampuan bertelur 106 butir per betina. Masa inkubasi telur selama 4 hari.
* Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir bulan musim hujan (bulan Maret dan April) dan kemudian dengan cepat berkurang dengan
timbulnya cuaca kering pada bulan-bulan berikutnya dan bersifat nokturnal.

LAPORAN KEJADIAN DERMATITIS AKIBAT KUMBANG Paederus sp.
• Tahun 2004 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) penderita gatal-gatal akibat serangga Paederus sp. di Tulungagung, penderita 260 orang, dan di Kecamatan Besuki penderita 60 orang.
* Tahun 2008 terjadi di Kota Gresik, dialami oleh sekitar 50 orang penduduk yang tinggal di rumah susun.
* Tahun 2009 dan 2010, terjadi di Kenjeran Surabaya dengan penderita 20 orang.
* Tahun 2011, Rusunawa di Bekasi melaporkan ada 45 kasus.
* Tahun 2012 terjadi pada Dinkes Prov. Jatim (22 Maret 2012) kasus
terjadi di 12 Kabupaten/Kota dengan jumlahpenderita 610 orang. Selain itu, melanda juga di wilayah-wilayah seperti Mataram-NTB, Umbulharjo-DIY, Bekasi Timur, Tangerang Selatan, Palu-Sulteng, Garut-Jabar.

BAGAIMANA KUMBANG INI BISA BERPERAN SEBAGAI HAMA BAGI MANUSIA?
Kumbang dewasa berpindah dari habitatnya dengan berjalan di permukaan tanah atau melalui tajuk tanaman.

Pada malam hari ia tertarik pada lampu pijar dan neon, dan sebagai akibatnya, secara tidak sengaja bersentuhan dengan kehidupan manusia.

Kumbang ini tidak menggigit atau menyengat, tapi secara tidak disengaja tersapu atau tergaruk tangan sehingga bagian tubuhnya hancur di atas kulit. Ketika itu ia akan mengeluarkan cairan hemolimfe, yang berisi pederin (C25H45O9N), zat kimia iritan kuat, yang akan menimbulkan
reaksi gatal-gatal, rasa terbakar, eritema dan mengalir keluar 12-48 jam kemudian.

Keberadaan bakteri endosymbiotic gram negatif tertentu pada betina (+) tampaknya berperan penting untuk sintesis pederin. DNA dari bakteri
simbiotik tergolong dalam genus Pseudomonas, dan Pseudomonas aeruginosa.

GEJALA KLINIS AKIBAT Paederus sp.

Kulit yang terkena (biasanya daerah kulit yang terbuka) dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit
dengan sekitar berwarna merah (erythemato-bullous lession) yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.

TATALAKSANANA KASUS PADA PENDERITA AKIBAT Paederus sp.
* Segera cuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga tersebut.
* Berikan pengobatan sebagaimana penanganan pada kasus dermatitis contact irritant, contohnya pemberian krim kortikosteroid.
* Apabila sudah timbul lesi seperti luka bakar, segera kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin.
* Apabila lesi sudah pecah, dapat diberi krim antibiotik dengan kombinasi steroid ringan.
* Ingatkan kepada pasien agar jangan menggaruk luka. Taburi luka dengan bedak sehingga tidak terjadi infeksi sekunder.
* Beri antihistamin dan analgesik oral untuk simptomatis.

SEPULUH UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT

1. Jika menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun tidak mengenai kulit.
2. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
3. Bila kumbang di kulit kita, singkirkan hati-hati, meniup atau mengunakan kertas.
4. Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit .
5. Segera cuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan kumbang.
6. Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk.
7. Tidur menggunakan kelambu.
8. Lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.
9. Semprot dengan insektisida rumah tangga, harus dipastikan terkena langsung pada serangga sasaran.
10. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada disekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus.

UPAYA PENGENDALIAN POPULASI Paederus sp. DI PERMUKIMAN
Jika populasi Paederus sp. sedikit, maka lakukan penyemprotan langsung pada target serangga dengan insektisida rumah tangga.

Jika populasi Paederus sp. padat pada permukiman, maka lakukan penyemprotan residual, dengan tetap mengedepankan pemakaian insektisida nabati.

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAHKAN MENGHUBUNGI SUBDIT PENGENDALIAN VEKTOR, DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT DAN BERSUMBER BINATANG (DIT PPBB) KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Telp/fax :(021) 4247573
Email : [email protected]

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Mediakom 173

29 Januari 2025
blank

Mediakom 172

23 Desember 2024
blank

Mediakom 171

10 Desember 2024
blank

Mediakom 169

30 September 2024
blank

Mediakom 170

31 Oktober 2024
blank

Mediakom 168

30 Agustus 2024
Next Post
blank

Leaflet Panduan dan Pencegahan Kumbang Paederus(Tomcat)

blank

Keberhasilan Upaya Pengendalian TB Ditentukan oleh Dukungan Semua Pihak dan Seluruh Lapisan Masyarakat

Tweet oleh @KemenkesRI
Umum

RS Kemenkes Riau Resmi Dibangun, Hadirkan Layanan Premium dan Teknologi Canggih

13 Juni 2025
Berita Utama

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
Berita Utama

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025
Berita Utama

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

12 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

47783

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
41177

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
47372

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • 42250

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.