Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Namin. masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Dengan demikian, pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
AKI telah mengalami penurunan yang cukup baik, menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Namun angka ini masih 3-6 kali lebih besar dibanding negara di wilayah ASEAN. Sedangkan AKB di Indonesia telah menurun menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Ini pun masih 2-5 kali lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya. Penurunan angka kematian bayi mengalami stagnasi.
Beberapa masalah dan tantangan di antaranya adalah masih tingginya disparitas tingkat sosial ekonomi – golongan kaya dan miskin, antar kawasan dan antar perkotaan dan pedesaan. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengindikasikan tingkat kesejahteraan penduduk masih rendah.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dr Ali Gufron Mukti, MSc, PhD saat membuka Workshop Nasional Pelayanan Kebidanan bertema Midwives Save Lives dalam rangka Hari Bidan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Mei. Hadir pada acara ini Para Pejabat di lingkungan Kemenkes, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Para pimpinan RS, Para Kepala Dinas Kesehatan, Pimpinan Institusi Pendidikan Kebidanan, Perwakilan Organisasi Profesi Kesehatan dan Perwakilan LSM dari dalam dan luar negeri.
Menurut Wamenkes, untuk mengatasi masalah di atas telah dilakukan upaya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat. Caranya, dengan pengadaan Polindes di setiap desa, pemberian kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan kegawatdaruratan pada kasus obstetri dan neonatal (PONED), pemberdayaan RS sebagai sarana rujukan dalam penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal (PONEK), dan upaya-upaya standarisasi pelayanan kebidanan.
“Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan bidan, dilakukan secara mandiri, kolaborasi, konsultasi dan rujukan yang ditujukan kepada kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupannya termasuk bayi dan anak Balita”, kata Wamenkes.
Pelayanan kebidanan dilaksanakan pada berbagai jenjang tatanan pelayanan mulai dari tingkat primer, sekunder, dan tersier dalam suatu mekanisme rujukan timbal-balik. Penyelenggaraan praktik kebidanan didasarkan pada kewenangan dan keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi.
“Perkembangan bidang pendidikan kebidanan saat ini perlu terus diselaraskan dengan perkembangan dibidang pelayanan di lapangan, sehingga akan dapat diperoleh harmonisasi antara pengembangan ilmu kebidanan di institusi pendidikan dengan penyelenggaraan praktik pelayanan kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan”, ujar Wamenkes.
Wamenkes berharap dihadapan para bidan yang hadir agar semangat melayani dan menyelamatkan kehidupan ibu dan bayi selalu menyertai kehidupan dalam melaksanakan tugas dan profesi bidan.
Tema workshop “Midwives Save Lives” sesuai dengan tema peringatan hari bidan sedunia. Hal ini menunjukkan, bidan berperan penting menjaga kelangsungan hidup ibu dan anak, terutama di daerah pedesaan. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan, serta melakukan deteksi dini pada kasus-kasus rujukan.
IBI sebagai organisasi profesi yang memiliki anggota yang cukup besar yang anggotanya bekerja pada semua fasilitas pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, Puskesmas dan jajarannya termasuk Polindes/Poskesdes, Praktik Bidan Mandiri, dan di tatanan administasi kesehatan, berperan penting dalam memastikan bahwa ibu dan anak mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman, efektif, dan yang terbaik.
Wamenkes menyampaikan beberapa harapan kepada segenap pengurus IBI dan seluruh bidan di tanah air agar Bidan selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan menerapkan budaya “melayani” dalam memberikan asuhan kebidanan; memberikan pelayanan kebidanan secara professional melalui peningkatan kemampuan analitik dan mampu memberikan pelayanan yang aman bagi ibu dan anak; memberikan pelayanan kebidanan sesuai standar profesi, standar pelayanan, standar asuhan, dan kode etik profesi; hendaknya dapat menjadi pembaharu di bidang pelayanan maupun pendidikan kebidanan; IBI melakukan pembinaan anggota dalam implementasi standar profesi, peningkatan kompetensi, dan dalam membangun perilaku professional; serta IBI diharapkan untuk selalu bersinergi dengan pemerintah, khususnya dalam akselerasi penurunan AKI dan AKB, bahu membahu, melalui kerja sama erat dalam mewujudkan tujuan program MDG’s 2015.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 021-52960661, PTRC: (kode wilayah)-500567 atau alamat e-mail: info@depkes.go.id dan kontak@depkes.go.id.