Populasi penduduk Indonesia usia 15-24 tahun sekitar 30%. Sementara kelompok usia 20-29 tahun yang menderita AIDS sebesar 30,2%. Jadi, dapat diperkirakan bahwa masa terinfeksi virus HIV/AIDS terjadi pada usia 15 tahun.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dr. Ratna Rosita, MPHM, mengutip data sensus penduduk 2010 dan data Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, saat membuka kegiatan Orientasi Fasilitator Kampanye HIV/AIDS “Aku Bangga Aku Tahu” bagi usia 15-24 tahun di Jakarta, Selasa (5/6/12).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Dr. dr. Trihono, M.Sc; Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes; Deputi III Bidang Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB), Kemenkokesra, Dr. Emil Agustiono, M.Kes; Para pejabat eselon II Kementerian Kesehatan dan lintas Kementerian lainnya (Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementerian Sosial); Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dien Emmawati; Perwakilan dari Global Fund Komponen AIDS; dan sejumlah 189 peserta orientasi yang berasal dari 5 kota administratif dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
“Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan hanya 11,4% penduduk umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan yang benar komprehensif tentang HIV/AIDS . Melihat fakta ini, pastilah tidak mudah menekan kasus infeksi HIV baru di antara kaum muda usia 15-24 tahun, jika mereka tidak tahu apa itu HIV/AIDS dan bagaimana cara membentengi dirinya agar tidak terinfeksi HIV”, ujar Sesjen.
Menurut Sesjen, perlu diketahui bahwa sifat virus HIV membutuhkan waktu 5-10 tahun untuk membuat para pengidap HIV menjadi kondisi AIDS.
“Ini berarti ada sejumlah besar remaja pengidap HIV yang tidak diketahui berada di antara masyarakat dan terlihat normal seperti orang sehat lainnya”, jelas Sesjen.
Lebih lanjut Sesjen menyatakan, pada 2011 lalu, Kementerian Kesehatan melakukan advokasi dan koordinasi dengan lintas kementerian dibawah Menkokesra, serta adanya komitmen dari 10 gubernur, 100 bupati dan walikota untuk bersama-sama melaksanakan kampanye yang disebut Kampanye Pencegahan HIV-AIDS “Aku Bangga Aku Tahu” bagi kaum muda usia 15-24 tahun.
“Kampanye akan dilaksanakan mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 secara massal, terintegrasi dan berkelanjutan dengan lintas sektor terkait”, tambah Sesjen
Kampanye pencegahan HIV-AIDS secara resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden Boediono bertepatan dengan peringatan Hari AIDS di Jakarta pada 27 November 2011. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV-AIDS di kalangan populasi usia 15-24 tahun, di seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi di Indonesia.
Tahap pelaksanaan kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” meliputi 10 Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota di tahun 2012; dilanjutkan dengan 13 Provinsi di tahun 2013; dan 10 Provinsi di tahun 2014. Kampanye pencegahan HIV-AIDS juga mendapat dukungan dari Global Fund dan perusahaan Glaxo Smith Klein (GSK) dalam bentuk pembinaan di lapangan. Provinsi DKI Jakarta merupakan role model orientasi fasilitator yang akan diikuti oleh sembilan Provinsi berikutnya.
Pada kesempatan tersebut, Sesjen mengharapkan para fasilitator yang akan melakukan pembinaan/penyuluhan dapat melaksanakan dengan penuh tangung jawab dan dapat menjadi motivator yang berdedikasi bagi para generasi muda.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):500-567 dan 081281562620 (sms), atau alamat e-mail [email protected]