Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menerima pendemo dari beberapa organisasi massa Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) terkait masalah kondom, di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (29/6). Pada kesempatan tersebut, Menkes kembali menegaskan bahwa tidak benar ada pernyataan Menkes akan membagi-bagikan kondom kepada remaja. Menkes menyatakan tidak ada kondomisasi di Indonesia.
“Saya dengan penuh keyakinan tidak setuju membagikan kondom pada anak-anak muda kita, sama sekali tidak,” tegas Menkes.
Menkes menyatakan program Kemenkes agar generasi muda menjauhi perilaku seks beresiko melalui kampanye ABAT (Aku Bangga Aku Tahu). Selain meningkatkan pengetahun pada remaja, Menkes juga menilai peningkatan pendidikan agama, pendidikan moral, pendidikan kesehatan reproduksi, juga penting karena hal inilah yang dapat mengubah perilaku. Hal ini untuk mengimbangi maraknya peredaran VCD porno dan obat-obatan narkotika yang merangsang nafsu seks.
“Tujuan Kemenkes utama dan pertama adalah kuatkan iman dan ketahanan generasi muda kita supaya tidak terjerumus ke dalam perilaku seks beresiko, apakah itu seks bebas, penggunaaan narkoba yang menghilangkan sama sekali pikiran akal sehat,” kata Menkes.
Menkes menegaskan bahwa tugasnya adalah menyelesaikan tugas Menkes sebelumnya yang antara lain mencapai target MDGs yang hingga kini masih sulit dicapai yaitu tingginya angka kematian ibu waktu melahirkan dan penularan HIV/AIDS yang makin meningkat.
Menkes menyampaikan sangat setuju dengan kampanye anti perzinahan sebagai program utama karena sesungguhnya kampanye tersebut sesuai dengan program utama Kemenkes. Jika tidak ada perzinahan maka tidak ada lagi ibu dan bayi tidak berdosa yang tertular virus HIV/AIDS.
“Perintah bapak presiden adalah penularan tersebut jangan sampai masuk ke dalam keluarga, lindungi keluarga, lindungi ibu rumah tangga, lindungi bayi-bayi yang tidak berdosa,” ujar Menkes.
Menkes menambahkan pada kenyataannya sekitar 6- 8 juta laki-laki di seluruh Indonesia dengan sengaja membeli seks dan menolak menggunakan kondom.
Selanjutnya Menkes meminta kepada para pendemo untuk bekerjasama dengan memberikan pendidikan agama dan pendidikan moral yang baik sehingga makin berkurang orang yang membeli seks.
Utusan pendemo yang berasal dari Forum Umat Islam (FUI) menyatakan menolak tegas program kondom untuk remaja walau hanya di tempat-tempat berisiko. Menurut mereka untuk mencegah tersebarnya penyakit HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya adalah dengan menutup tempat-tempat maksiat yang menjadi media terjadinya aktifitas perzinahan yang mereka sebut hubungan seks beresiko.
Menurut FUI bila ada program kondomisasi agar digunakan saja untuk penyuluhan pentingnya pernikahan sebagai aktifitas seks yang sesuai dengan ilmu kesehatan dan dijamin sesuai dengan ajaran agama serta kampanye anti perzinahan sebagai jalan terbaik bagi kehidupan, kesehatan fisik dan mental remaja.
Usai mendengarkan permintaan pendemo, Menkes menyampaikan terima kasih dan berapresiasi karena merasakan bahwa datangnya pendemo karena suatu kepedulian dan suatu kecintaan terhadap masa depan bangsa khususnya generasi muda Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):500-567 dan 081281562620 (sms), atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id