Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorrongan, SKM, M.Kes membantah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk di Distrik Kwoor Kabuparen Tambrauw, Papua Barat yang menyebabkan 95 orang meninggal. Data yang benar adalah 15 orang meninggal selama bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013 di Kampung Jobijoker terdiri dari 2 ibu hamil dengan gejala anemia, panas tinggi dan batuk serta 3 anak dengan gejala panas tinggi dan batuk. Sementara 10 orang lainnya berasal dari desa Badek dan Kavevor dengan diagnose dan gejala tidak jelas.
Kadinkes menyatakan bahwa desa-desa tersebut termasuk desa terpencil yang tidak memiliki tenaga dan sarana kesehatan. Untuk sampai ke desa-desa ini bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 3 – 5 hari dari Ibu Kota Kabupaten Tambrauw.
Guna memantau langsung kondisi setempat, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan tim untuk melakukan investigasi di Kabuparen Tambrauw, Papua Barat. Tim juga akan membawa 3 ton makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI).
Hingga kini, selain melakukan investigasi, Dinas Kesehatan Papua Barat telah membentuk Tim untuk melakukan penggobatan massal dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tembrauw.
Sebelumnya, informasi dari Organisasi Massa Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang dirilis tanggal 31 Maret 2013 melalui situsnya menyebutkan bahwa sejak November 2012 telah terjadi wabah penyakit yang menyebabkan kematian massal pada masyarakat adat di Distrik Kwoor, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Dalam situs tersebut dimuat bahwa kebanyakan warga menderita busung lapar dan gatal-gatal. Selain itu, wabah ini telah menyebar dibeberapa kampung.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id.