Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 13/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Penggunaan Antibiotik Bijak dan Rasional Kurangi Beban Penyakit Infeksi

Rokom by Rokom
05 Agustus 2015
Reading Time: 5 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 5 Agustus 2015

 

Persoalan antibiotika tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga secara global yang menjadi satu persoalan yang cukup pelik dan harus segera diatasi bersama – sama. Penggunaan antibiotika yang bijak dan rasional dapat mengurangi beban penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya, penggunaan antibiotika secara luas pada manusia dan hewan yang tidak sesuai indikasi, mengakibatkan meningkatnya resistensi antibiotika secara signifikan.

 

Demikian disampaikan Menkes Prof. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K), ketika membuka seminar Cegah Resistensi Antibiotik, di Jakarta (5/8). Seminar yang diadakan atas kerjasama Kemenkes, Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) dan WHO tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman bahaya Anti Microbial Resistance (AMR) pada masyarakat dan menyusun rekomendasi bersama sebagai dasar memerangi Resistensi Antimikrobia.  

 

Dalam hal ini, lanjut Menkes, pertama – tama perlu adanya surveilans atau penelitian. Sering sekali diagnosis penyakit tidak menggambarkan resistensi dari obat, khususnya anti biotika. Kedua, kita semua menyadari, begitu kita masuk RS tentu kuman – kuman nosokomial ini dapat mengancam kita

 

“Dan kalau boleh kita mengaku, coba di hitung  ada berapa sekarang kapsul antibiotika kita di rumah kita masing – masing yang masih bersisa dan tidak kita habiskan pemakaiannya”, seloroh Menkes

 

dr. Hari Paraton, Sp.OG (K) selaku Ketua Komita Pengendalian resistensi Antimikroba (KPRA) dalam kesempatan yang sama juga menyayangkan data terkait angka kematian akibat AMR di Indonesia masih sangat minim.

 

“Angka kematian, terselip dari kasus – kasus kematian di rumah sakit, seperti meninggal karena serangan jantung, struk, pneumoni.  Kalau di lacak di rekam medik ternyata ada kuman resisten yang tidak dilaprokan, karena sistem pelaporan belum mengacu kepada mikroba. Cita – cita kami untuk menghimpun data secara nasional seberapa besar prevalansi AMR, bagaimana profile antibiotik di Indonesia” , ujarnya

 

Penjualan antibiotik secara bebas di apotik, kios atau warung, juga menyimpan “antibiotik cadangan” di rumah, hingga memaksa dokter untuk minta dituliskan resep antibiotik, merupakan masalah yang terjadi di masyarakat. Ini dapat mendorong terjadinya resistensi antibiotika pada manusia.

 

Adanya resistensi Antibiotik, menyebabkan penurunan kemampuan antibiotik tersebut dalam mengobati infeksi dan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Lebih lanjut, hal ini menyebabkan terjadinya masalah seperti: Meningkatnya angka kesakitan dan menyebabkan kematian, Meningkatnya biaya dan lama perawatan, Meningkatnya efek samping dari penggunaan obat ganda dan dosis tinggi.

 

Berdasarkan Laporan terakhir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam “Antimicrobial Resistance: Global Report on Surveillance” menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki angka tertinggi dalam kasus resistensi antibotik di dunia, khususnya infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureusyang resisten terhadap Methicillin, sehingga mengakibatkan menurunnya fungsi antibiotik tersebut.

 

Penelitian Anti Microbial Resistance

Hasil penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia, pada tahun 2000-2004  di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP dr. Kariadi Semarang, membuktikan bahwa sudah terdapat kuman multi-resisten seperti MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcusaureus) dan bakteri penghasil ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamases).

 

 

Selain itu di temukan 30% sampai dengan 80% penggunaan antibiotik tidak berdasarkan indikasi. Hal ini tidak hanya merupakan ancaman bagi lingkungan yang berkaitan tetapi juga bagi masyarakat luas. Sedangkan menurut data WHO, pada tahun 2013 terdapat 480.000 kasus baru multidrug-resistent tuberculosis (MDR-TB) di dunia. Data ini menunjukan bahwa resistensi antimikroba memang telah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan.

 

Menjawab permasalah yang ada, Kementerian Kesehatan telah membentuk KPRA, yang terdiri dari pengambil kebijakan bidang kesehatan, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, untuk dapat selalu bekerja sama menjadi penjuru dalam mengembangkan dan mengawal Program Pengendalian Resistensi Antimikroba secara luas, baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di masyarakat.

 

Turut hadir sebagai pengisi materi: WHO Representative Indonesia, dr. Kancit Limpakarjanarat dan Ketua YOP, dr. Purnawati Sujud, Sp.A (K). Selain itu ada pemberian testimoni terkait resistensi mikroba dari Mantan Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dan Guru Besar Farmakologi FKUI Prof. DR. Dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK

 

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email [email protected]

 

Tags: antibiotikinfeksmenkespenyakitSehat Negeriku
ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
blank

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025
blank

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

12 Juni 2025
blank

TBC Sebabkan Dua Kematian Setiap Lima Menit, Menkes Serukan Aksi Nasional

11 Juni 2025
blank

Pendampingan Penuh Empati Cegah Risiko Masalah Kesehatan Jiwa pada Jemaah Haji

12 Juni 2025
blank

Operasi Kembar Siam di RS Hasan Sadikin Simbol Kemajuan Layanan Kesehatan Indonesia

11 Juni 2025
Next Post
blank

Rapat Koordinasi Nasional Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

blank

Saatnya Dokumen Akademik Disosialisasikan

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
Berita Utama

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025
Berita Utama

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

12 Juni 2025
Umum

Presidential Call to End Malaria, Inisiatif Nasional Baru Perangi Malaria di Indonesia

13 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.